Netanyahu Gusar Tercapainya Perjanjian Nuklir Iran
Selasa, 14 Juli 2015 - 15:59 WIB
Sumber :
- REUTERS/Abir Sultan/Pool
VIVA.co.id
- Tercapainya perjanjian akhir nuklir Iran dalam pertemuan di Vienna, Selasa, 14 Juli 2015, membuat gusar Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang menyebut perjanjian itu sebagai kesalahan bersejarah.
Dikutip dari Reuters , Netanyahu mengatakan bakal melakukan apa pun, untuk menghalangi ambisi nuklir Iran. Dia kembali mengklaim, perjanjian itu akan memberi jalan bagi Iran memiliki senjata nuklir.
Baca Juga :
Iran Eksekusi Mati Ilmuwan Nuklirnya
Dikutip dari Reuters , Netanyahu mengatakan bakal melakukan apa pun, untuk menghalangi ambisi nuklir Iran. Dia kembali mengklaim, perjanjian itu akan memberi jalan bagi Iran memiliki senjata nuklir.
"Iran akan mendapat jackpot. Ini kesalahan besar sejarah," ujarnya. Netanyahu telah mengeluarkan banyak tuduhan tidak berdasar, sejak dimulainya negosiasi nuklir Iran, yang menjadi kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama.
Bagi Iran perjanjian itu memberi arti yang besar, dengan pencabutan sanksi yang dapat meningkatkan perekonomian negara itu, setelah embargo yang membuat mereka tidak dapat mengekspor minyak.
Tapi setelah perjanjian disepakati di Vienna, masih akan ada proses panjang hingga penerapannya, karena dipastikan bakal ada hambatan dari Kongres AS, yang saat ini dikuasai oleh kubu Republik.
Bagaimanapun pasar telah bereaksi dengan tercapainya kesepakatan, dengan turunnya harga minyak dunia, dengan kemungkinan masuknya pasokan minyak Iran ke pasar. Penurunan harga minyak akan menguntungkan AS.
Harga minyak dunia menjadi salah satu hal penting, yang digunakan AS dalam upaya menghancurkan perekonomian Rusia, negara yang juga mengandalkan perekonomiannya dari ekspor minyak dan gas bumi.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Iran akan mendapat jackpot. Ini kesalahan besar sejarah," ujarnya. Netanyahu telah mengeluarkan banyak tuduhan tidak berdasar, sejak dimulainya negosiasi nuklir Iran, yang menjadi kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama.