Inggris dan RI akan Lebih Gencar Kerjasama Perangi ISIS
- British Embassy Jakarta
VIVA.co.id - Inggris berharap bisa menjalin kerjasama yang lebih intensif dengan Indonesia dalam memerangi ekstrimisme yang dilancarkan kelompok radikal Daulah Islamiyah Irak dan al-Syam (ISIS). Pemerintah kedua negara pun sama-sama berkepentingan agar jangan lagi membiarkan kaum muda terjerat doktrin ISIS untuk berperang di Timur Tengah.
Demikian ungkap Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik, dalam wawancara khusus dengan VIVA.co.id. Menurut dia, Kedua pemerintah, Inggris dan Indonesia, telah membahas isu ini secara reguler. Malik mengaku baru-baru ini bertemu Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi. Kemudian, dia juga membahasnya ketika bertemu dengan Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla.
"Kami telah bekerja bersama dengan Indonesia selama beberapa tahun untuk mendukung upaya melawan tindak anti terorisme, terkait penyelidikan, penahanan dan lain-lain.
Hasilnya, luar biasa. Kemampuan polisi Indonesia dalam menangani isu ini cukup kuat dibandingkan negara lain. Tetapi, Pemerintah Inggris juga tertarik untuk berbagi pendekatan dalam menghadapi ekstrimisme," kata Malik, yang baru bertugas di Indonesia pada Oktober 2014.
Sebelumnya sudah ada dialog terkait isu ini selama bertahun-tahun. Perdana Menteri Inggris, David Cameron, sudah pernah membicarakannya saat berkunjung ke Universitas Al-Azhar dan Pesantren Darunnajah di Indonesia pada 2012 lalu.
"Saya berharap ada lebih banyak kontak, diskusi. Sebelumnya ada delegasi dari Inggris yang berkunjung ke Indoneia untuk berbicara dengan pihak terkait di sini. Saya berharap diskusi dua arah semacam itu lebih sering berlangsung," kata Dubes Inggris keturunan Pakistan itu.
Setiap tahun, lanjut Malik, ulama senior dari Indonesia berkunjung ke Inggris untuk memimpin salat Idul Fitri. "Saya berharap, tahun ini, Imam yang dikirim tidak hanya memimpin salat, tetapi juga berkomunikasi dengan media Inggris dan menjelaskan mengenai Islam di Indonesia," kata dia.
Malik juga berharap lebih banyak kontak antara organisasi Inggris dan Indonesia, khususnya membahas isu antaragama dan dimensi keagamaan, serta bidang-bidang yang lain.
Menurut Malik, ISIS menyalahgunakan nama Islam, agama yang cinta damai, lalu melakukan tindak kekerasan. "Kelompok tersebut mengancam kita semua," kata dia.
Selama ini lebih dari 200 WNI, sebagian lagi bahkan ada yang mengatakan 500 WNI, yang berangkat ke Irak dan Suriah untuk bergabung bersama ISIS.
Di sisi lain, sekitar 500 hingga 700 warga Inggris juga pergi ke kedua negara itu untuk bergabung dengan ISIS. "Jadi, ini merupakan tantangan bagi kedua negara dan negara lain di kawasan," kata Malik.
Wawancara lengkap VIVA.co.id dengan Dubes Inggris, Moazzam Malik, .