Serangan Teror di Hotel Tunisia Tewaskan 39 Orang

Tim penyelamat membawa keluar jasad korban penembakan di Hotel Sousse
Sumber :
  • REUTERS/Amine Ben Aziza
VIVA.co.id
- Bulan Ramadhan rupanya tidak menjadikan pergerakan kelompok teroris mereda. Sebaliknya, mereka kian menebar teror di dua lokasi, salah satunya di lokasi berlibur di Tunisia. 

Dikutip dari kantor berita Reuters, Jumat, 26 Juni 2015, seorang pria bersenjata melepaskan tembakan membabi buta dengan senapan AK 47 ke arah para turis yang tengah berlibur di Hotel Imperial Marhaba di Sousse, sekitar 140 kilometer selatan ibukota Tunis. Akibatnya 39 orang dilaporkan tewas. 

Kementerian Kesehatan Tunisia menyebut serangan itu turut melukai 36 orang lainnya. Di antara korban tewas terdapat turis asal Inggris, Jerman dan Belgia. Menteri Luar Negeri Inggris, Philip Hammond, mengatakan lima turis dari negaranya ikut tewas. 

Kementerian Luar Negeri Irlandia memastikan satu warganya juga ikut terbunuh. 
Seorang pekerja di hotel tersebut, pelaku penembakan merupakan seorang pemuda dan mengenakan pakaian layaknya turis.

"Dia masih muda dan berpakaian dengan celana pendek, seolah-olah dia turis," kata pekerja tersebut. 

Dia berhasil lolos dari penjagaan ketat pengamanan di hotel yang banyak dihuni turis asing itu. Kemudian, pelaku langsung mengeluarkan senjata yang disembunyikan di dalam sebuah payung. 

Teroris itu kemudian berjalan dan menyusuri area hotel. Melepaskan timah panas ke bagian kiri dan kanan kolam renang dan pantai. Pelaku bahkan sempat mengisi senjatanya beberapa kali dan melemparkan alat peledak. 

Menurut sumber keamanan, bom lainnya ditemukan di tubuh pelaku. Bahkan, dia masih membawa senjata jenis Kalashnikov ketika ditembak mati polisi. 

Pejabat berwenang di Kementerian Dalam Negeri, Refik Chelli, mengatakan pelaku tidak diketahui oleh otoritas keamanan dan tidak masuk daftar pelaku teroris milik intelijen. Menurut seorang sumber keamanan, pelaku penembakan diketahui bernama Saifeddine Rezgui, seorang mahasiswa teknik elektro. 

Dia tewas ditembak oleh polisi ketika tengah beraksi. Radio lokal dan polisi dilaporkan berhasil menangkap pelaku penembakan yang kedua. Tetapi, pejabat berwenang tak berhasil mengonfirmasi penahanan tersebut atau peranannya dalam serangan itu. 

"Itu hanya serangan oleh satu orang," kata seorang pekerja di hotel. 

Turis Panik 

Ketika teror terjadi, turis yang tengah menginap langsung berhamburan dan berlari untuk menghindari pelaku. Sementara, jasad turis yang tewas tergeletak di pantai ditutupi handuk berwarna kuning dan selimut. Bau darah begitu kental tercium di area utama hotel. 

"Selalu ada tempat yang aman, tetapi kemarin benar-benar mengerikan. Dia mulai menembak di pantai kemudian bergerak menuju ke lobi, membunuh semua orang tanpa ampun," ungkap seorang turis asal Irlandia bernama Anthony. 

Sementara, turis asal Irlandia lainnya, Elizabeth O'Brien, mengatakan semua orang terlihat panik ketika terdengar suara tembakan. Dia yang tengah berlibur bersama dua putranya pun langsung berlindung mencari tempat aman. 

"Semula saya pikir itu bunyi suara kembang api. Tetapi, ketika saya melihat semua orang berlarian, saya berpikir ya Tuhan, ini sebuah penembakan. Para pelayan dan petugas keamanan berteriak kepada kami supaya lari," papar O'Brien kepada stasiun radio RTE.

Ini merupakan serangan teror paling parah kedua yang terjadi tahun 2015. Sebelumnya, kelompok Islam militan di Museum Bardo dan menewaskan 21 turis asing. 

Tunisia menjadi target yang empuk bagi serangan teror karena populer dengan pantai dan kelab malam di kalangan turis asing. Sistem di negaranya yang tergolong sekuler dan terbuka terhadap gaya hidup barat juga jadi alasan kelompok teroris menyasar mereka. 

Usai kejadian teror di Sousse, turis ramai-ramai mengemas pakaian mereka dan angkat kaki kembali ke negara asal. Sebuah operator perjalanan asal Jerman, TUI, mengatakan tengah mengurus penerbangan bagi turis yang ingin kembali dari Tunisia. 

Bahkan, mereka mengatakan sudah ada turis yang tak jadi berlibur ke Tunisia pada musim panas. (one)
Jokowi Serukan Kekuatan Islam Perangi Terorisme

  
Paus Frasiskus Tak Setuju Kekerasan Disamakan dengan Islam
Polisi Antiteror Kanada.

Gelar Operasi Antiteror, Polisi Kanada Lumpuhkan Tersangka

Tersangka bernama Aaron Driver dan ia bertindak tunggal.

img_title
VIVA.co.id
11 Agustus 2016