Vietnam Masih Belum Ungkap Asal Pembajak Kapal Malaysia

Kapal tanker Malaysia MT Orkim Harmony
Sumber :
  • KBRI Kuala Lumpur Malaysia
VIVA.co.id
- Polisi maritim Vietnam hingga hari ini masih meminta keterangan delapan warga asing yang diduga sebagai tersangka pembajak kapal tanker Malaysia, MT Orkim Harmony. Delapan orang itu ditangkap oleh Angkatan Laut Vietnam pada Jumat pagi kemarin. 

Harian Singapura, Straits Times, Sabtu, 20 Juni 2015 melansir kedelapan orang tersebut mengaku mereka baru saja mengalami kecelakaan di laut, sehingga kapal yang ditumpangi bocor.

Komandan Polisi Maritim Vietnam, Jenderal Ngo Ngoc Thu, mengatakan, delapan pria yang tak bersenjata itu ditemukan di Pulau Tho Chu bagian barat daya Vietnam dengan menggunakan kapal penyelamat. 

Pada hari ini, Ngo mengatakan, telah diberi informasi oleh otoritas Malaysia mengenai delapan orang itu yang kemungkinan adalah pembajak kapal MT Orkim Harmony.
Pembajak Kapal Malaysia Membawa Banyak Uang

Mereka kini telah dibawa ke pulau yang lebih besar di Phu Quoc untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Hingga saat ini, kewarganegaraan delapan orang tersebut belum diketahui. 
KJRI Ho Chi Minh: Baru 3 Orang Pembajak Asal Indonesia

Walaupun kepada AL Vietnam, delapan orang itu mengaku dari Indonesia. Jika memang benar mereka pelaku pembajakan, Negeri Jiran telah meminta agar delapan orang itu dideportasi. 
8 WNI Tertangkap di Vietnam Mengaku Bajak Kapal Malaysia

"Jika mereka memang pembajak seperti yang tengah dicari oleh otoritas Malaysia, kami akan mengikuti aturan hukum hubungan antara kedua negara dan praktik internasional untuk mengatasi situasi ini," kata Ngo. 

Sementara itu, Wakil Duta Besar RI untuk Kerajaan Malaysia, Hermono, mengatakan kepada VIVA.co.id hari ini, KJRI Ho Chi Minh baru diberi akses untuk bertemu dengan delapan orang itu pada hari Minggu. Kapal MT Orkim Harmony sendiri telah tiba di Pelabuhan Kuantan pada dini hari tadi. 

Muatan 6.000 ton metrik BBM milik Petronas setara 21 RM atau Rp75 miliar ditemukan masih utuh. Kapal itu dinyatakan hilang pada 11 Juni lalu ketika tengah berlayar dari Malaka ke Pelabuhan Kuantan. 

Sebanyak 22 kru kapal ditemukan selamat, kendati satu ABK asal Indonesia terluka akibat terkena tembakan di bagian paha. Sementara itu, delapan pembajak berhasil kabur dengan menggunakan kapal penyelamat. 

Saat itu, pembajak meminta kepada kapal AL Malaysia yang membuntuti MT Orkim Harmony untuk mengambil jarak sekitar lima mil laut dari kapal. Jika tidak, kru kapal akan disakiti. 

Biro Maritim Internasional yang berbasis di London, telah berulang kali memperingatkan perairan di kawasan Asia Tenggara merupakan area paling rawan pembajakan. Oleh sebab itu, mereka menyerukan agar adanya tindakan dari otoritas regional untuk mencegah situasi ini kian meluas dan di luar kendali. (art)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya