Ini Kenapa Negara Barat Benci Rusia dan Putin
Kamis, 18 Juni 2015 - 12:40 WIB
Sumber :
- REUTERS/David W. Cerny
VIVA.co.id
- Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Y Galuzin mengatakan negara-negara barat membenci Rusia dan Presidennya, Vladimir Putin. Menurut dia, alasan negara-negara barat membenci Negara Beruang Merah itu karena mereka memberlakukan beberapa kebijakan yang tegas sesuai dengan aturan hukum internasional dan menegakkan supremasi peranan PBB berdasarkan piagam PBB.
Hal itu disampaikan Galuzin, ketika ditemui di Hotel Ritz Carlton di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan. Mitra mereka dalam hal ini Amerika Serikat yang secara jelas kerap mengambil sikap berseberangan, malah mengambil kebijakan standar ganda.
"Mitra kami beranggapan pemaksaan rezim harus sesuai dengan kepentingan mereka benar. Padahal, rezim itu belum tentu sesuai bagi negara yang bersangkutan. Jika tak sesuai lagi dengan kepentingan mereka, maka pemimpinnya agar digulingkan dengan berbagai hal, termasuk melakukan kudeta," papar Galuzin.
Dia mengambil contoh yang terjadi di Libya, Ukraina dan Irak. Sementara, terkait dengan kondisi di Crimea, Galuzin membela diri kondisi area itu lebih baik setelah bersama Rusia.
Diplomat yang pernah bekerja di Jepang itu pun membenarkan memang ada pasukan Rusia yang dikerahkan di Crimea. Tetapi, hal itu dilakukan untuk melindungi warga etnis Rusia di area tersebut.
"Kami malah telah menyiagakan pasukan jauh sebelum ada kudeta di Ukraina. Tetapi, pasukan itu tak menembakan satu peluru pun. Kini, lihat kondisi di Crimea, mereka lebih damai dan percaya akan masa depannya," Galuzin menjelaskan.
Dia kemudian meminta untuk membandingkan situasi yang terjadi di Crimea dengan di Ukraina. Sebagian dari wilayah Ukraina kini hancur.
"Saya sangat menyayangkan hal itu, karena mereka rekan kami. Tetapi, itu lah cara-cara yang digunakan oleh negara barat," Galuzin menambahkan.
Sementara, seorang jurnalis Prancis, Guy Mettan, mengatakan negara-negara anggota Uni Eropa sengaja menjadikan Rusia sebagai musuh bersama untuk menciptakan identitas buatan Eropa. Melalui bukunya berjudul "Russia-West: A Thousand Years of War", dia mengaku telah memperhatikan selama 15 tahun hubungan antara Rusia dengan negara-negara barat.
Dia mulai menulis buku tersebut, ketika krisis Ukraina berkecamuk.
"Ketika krisis Ukraian menyeruak pada Februari 2914, saya sangat terkejut dengan cara kolega saya membuat laporan mengenai Rusia, karena mereka konsisten menulis pendapat yang anti Rusia dan bias," papar Mettan seperti dikutip Russia Today Prancis.
Dia menambahkan jika sentimen anti Rusia sudah dimulai di Eropa barat pada abad ke-18, maka usai perang dunia ke-2, AS ikut mengadopsi sentimen negatif Rusia itu.
"Saat ini, Russophobia telah menjadi identik dengan Amerika," kata Mettan.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Ketika krisis Ukraian menyeruak pada Februari 2914, saya sangat terkejut dengan cara kolega saya membuat laporan mengenai Rusia, karena mereka konsisten menulis pendapat yang anti Rusia dan bias," papar Mettan seperti dikutip Russia Today Prancis.