Kata Abbott Soal Pembayaran Bagi Sindikat Perdagangan Orang

Perdana Menteri Australia, Tony Abbott
Sumber :
  • REUTERS/Andrew Meares/Pool/Files
VIVA.co.id
- Perdana Menteri Australia, Tony Abbot, menolak berkomentar, Jumat, 12 Juni 2015, atas laporan bahwa angkatan laut Australia membayar sindikat perdagangan manusia, agar kapal-kapal pencari suaka berputar arah.


Dilansir dari
Reuters
, Australia telah bersumpah akan mencegah para pencari suaka dapat mencapai pantainya, mendorong keluar kapal-kapal mereka kembali ke wilayah perairan Indonesia.


Media Australia dan Indonesia pada pekan ini melaporkan bahwa para penyelundup manusia dari satu kapal yang mengangkut 65 pencari suaka, memperoleh bayaran AUD$5.000 atau sekitar Rp51,5 juta per orang.


Bayaran itu diberikan oleh Australia agar mereka mau membatalkan perjalanan ke Australia, serta kembali ke wilayah Indonesia. Menlu Australia, Julie Bishop, telah membantah laporan itu.


Bantahan juga dikeluarkan Menteri Imigrasi, Peter Dutton. Tapi, Abbott menolak menjawab, dengan dalih operasi keamanan. "Kami tidak membuka detail langkah operasi keamanan nasional," kata Abbott.


Dibayarnya sindikat perdagangan manusia, diungkap oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir. Dia menyebut kapten dan kru kapal, yang mengaku menerima AUD$5.000 per orang.
Masalah Pencari Suaka Dibahas di Bali Proccess


Bali Process Didorong Jadi Forum Dialog Kebijakan
Penjaga pantai Australia menghentikan kapal penyelundup, lalu menyerahkan uang dalam enam kantong plastik hitam. "Menurut mereka, itu terjadi di kapal," kata Nasir. (one)

Persiapan Bali Process Masuki Tahap Akhir
Sebagian peserta Bali Process berfoto menjelang pembukaan, Selasa, 22 Maret 2016

RI Berbagi Beban Masalah Pengungsi Lewat 'Bali Process'

Indonesia jangan sendirian tangani masalah pengungsi di Asia Tenggara.

img_title
VIVA.co.id
24 Maret 2016