Krisis MERS Akan Membuat Perekonomian Korsel Anjlok
Rabu, 10 Juni 2015 - 15:34 WIB
Sumber :
- REUTERS
VIVA.co.id
- Morgan Stanley memprediksi turunnya perekonomian Korea Selatan (Korsel), paling tidak sebesar 0,15 persen jika krisis penyebaran virus MERS, berlanjut hingga satu bulan.
Dikutip dari
Chosun Ilbo
, Rabu, 10 Juni 2015, Pusat Keuangan Internasional Korsel menyebut Morgan Stanley memprediksi, bahwa penjualan akan anjlok sebesar 10 persen.
Sementara restoran akan mengalami jatuhnya penjualan hingga 15 persen. Itu jika krisis MERS dapat dihentikan dalam waktu sebulan. Jika lebih, maka penurunan juga akan jauh lebih besar.
Sektor pariwisata merupakan yang paling terdampak, dengan penurunan sebanyak 20 persen antara Juni-Juli. Semua itu disebut akan menyebabkan anjloknya pertumbuhan ekonomi pada 2015.
Jika MERS berlanjut hingga tiga bulan, maka pertumbuhan akan jatuh hingga 0,8 persen. Wabah SARS di Hong Kong pada 2003, disebut dapat menjadi salah satu gambaran, dampak MERS bagi Korsel.
Saat epidemi SARS terjadi selama sembilan bulan, Hong Kong menderita penurunan pendapatan sebesar 35,1 persen pada bisnis makanan dan akomodasi, karena menjauhnya turis dari kunjungan ke Hong Kong.
Selain pariwisata, sektor industri Hong Kong juga menderita penurunan 14 persen pendapatan, sementara retail turun 10,4 persen serta transportasi 9,9 persen, kemudian konstruksi 6,7 persen.
Institut Riset Ekonomi LG dalam laporan, Senin, 8 Juni, memperingatkan bahwa dampak ekonomi akibat krisis MERS, dapat menyebar pada semua sektor usaha di Korsel.
Baca Juga :
29-02-1972: Korsel Kirim Pasukan ke Vietnam
Pada 2014 lalu, lebih dari 50 persen turis yang datang ke Korsel berasal dari China. Pemerintah China dan Hong Kong telah mengeluarkan peringatan tegas, agar warganya menghindari kunjungan ke Korsel.
Kekhawatiran China pada MERS, turut dipengaruhi kasus penyebaran SARS, yang membuat perekonomian mereka sangat terganggu. Sehingga China dipastikan bakal sangat menghindari penyebaran MERS.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Pada 2014 lalu, lebih dari 50 persen turis yang datang ke Korsel berasal dari China. Pemerintah China dan Hong Kong telah mengeluarkan peringatan tegas, agar warganya menghindari kunjungan ke Korsel.