Sekjen PBB 'Lindungi' Israel dari Tuduhan Pelanggar Hak Anak
Selasa, 9 Juni 2015 - 16:35 WIB
Sumber :
- REUTERS
VIVA.co.id
- Israel kembali terhindar dari daftar para pelanggar hak anak, setelah Sekjen PBB Ban Ki-moon mengabaikan seruan dari kelompok-kelompok HAM, untuk memasukkan Israel dalam daftar.
Dilansir dari Al Jazeera , Selasa, 9 Juni 2015, seruan kelompok-kelompok HAM banyak diperdebatkan diantara badan-badan PBB, Senin, 8 Juni, namun keputusan akhir ada pada Sekjen PBB asal Korea Selatan (Korsel) itu.
Baca Juga :
ISIS Provokasi Israel Bombardir Gaza
Baca Juga :
Israel Kembali Serang Gaza
Dilansir dari Al Jazeera , Selasa, 9 Juni 2015, seruan kelompok-kelompok HAM banyak diperdebatkan diantara badan-badan PBB, Senin, 8 Juni, namun keputusan akhir ada pada Sekjen PBB asal Korea Selatan (Korsel) itu.
Ban pada 2014 lalu telah memutuskan, bahwa daftar tidak akan berubah, sekalipun dia mengatakan sangat terganggu dengan pelanggaran, yang diderita anak-anak sebagai akibat operasi militer Israel ke Palestina pada 2014.
Ketika itu dia mengatakan, skala dampak yang tidak dapat diterima terhadap anak-anak pada 2014, meningkatkan keprihatinan atas kesesuaian Israel pada hukum kemanusiaan internasional.
Ban menyebut peningkatan dramatis dalam jumlah anak yang tewas. Sedikitnya 557 anak Palestina tewas dan 4.271 lainnya terluka, termasuk anak-anak yang organ tubuhnya harus diamputasi.
Utusan khusus PBB untuk anak-anak dan konflik bersenjata, Leila Zerrougui, telah memasukkan militer Israel dan kelompok militan Hamas, dalam daftar laporan yang dikirimkannya pada Sekjen PBB.
Laporan itu semestinya menjadi pertimbangan Ban, untuk membuat keputusan akhir apakah Israel akan dimasukkan, dalam daftar hitam pelanggar hak-hak anak. Faktanya Ban memilih tetap "melindungi" Israel.
Wakil kelompok Human Rights Watch (HRW) Philippe Bolopion, mengatakan keputusan Ban sangat mengecewakan, mengabaikan saran dari utusan khususnya, dengan menghapus Israel dari daftar.
Bolopion menegaskan, militer Israel dan Hamas semestinya masuk dalam daftar, tapi tekanan politik tampaknya jauh lebih berpengaruh, dalam pembuatan keputusan Sekjen PBB.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Ban pada 2014 lalu telah memutuskan, bahwa daftar tidak akan berubah, sekalipun dia mengatakan sangat terganggu dengan pelanggaran, yang diderita anak-anak sebagai akibat operasi militer Israel ke Palestina pada 2014.