Tak Ada Vaksin, Virus MERS Sudah Dipatenkan Swasta

Ilustrasi pil.
Sumber :
  • Reuters/Srdjan Zivulovic
VIVA.co.id
- Kekhawatiran akan MERS yang sempat meredup, kembali menjadi perhatian dunia setelah Korea Selatan (Korsel), salah satu negara dengan sistem kesehatan yang baik, gagal mencegah penyebaran virus mematikan itu.


Ada 95 kasus hanya dalam tiga minggu, dengan tujuh orang meninggal dan lebih dari 2.300 orang dikarantina. Kini MERS menjadi kekhawatiran global, membuat permintaan akan vaksin untuk virus MERS semakin mendesak.


Dikutip dari laman
Al Jazeera
, Selasa, 9 Juni 2015, perselisihan soal paten menjadi penyebab lambatnya penelitian vaksin. Pusat medis Erasmus, Rotterdam, Belanda, mengatakan tidak punya hak mengembangkan vaksin untuk virus MERS.


Mereka hanya dapat mengembangkan obat dan vaksin, untuk merawat penyakit yang disebabkan virus MERS, tapi bukan untuk melawan virus MERS, karena untuk itu mereka harus membayar perusahaan Belanda yang memegang patennya.


MERS pertama kali dilaporkan di Arab Saudi pada 2012, namun perusahaan Belanda yang lebih dulu mengklaim paten atas virus. Hal itu telah memicu kemarahan Arab Saudi, serta memicu perdebatan luas antara paten dan nilai-nilai kemanusiaan.


Wakil Menteri Kesehatan Saudi, Ziad Memish, mengatakan negaranya masih berjuang dengan diagnosa, karena virus MERS telah dipatenkan, sehingga tidak dapat digunakan oleh para ilmuwan untuk penyelidikan.


Untuk membuat vaksin, ilmuwan harus meneliti berbagai hal terkait virus MERS. Itu tidak dapat dilakukan, hanya karena masalah paten. "Haruskah penelitian medis dikuasai hanya oleh pemilik tunggal?" tulis
Pembawa MERS ke China Dinyatakan Sembuh
Al Jazeera dalam laporannya.
Malaysia Perketat Pemeriksaan MERS di Perbatasan


Kasus MERS di Korsel Terus Bertambah, 25 Orang Tewas
Hingga kini belum juga ada vaksin, berarti kabar buruk bagi manusia. Penularan virus MERS akan sulit dihentikan, kemudian perusahaan pemilik paten akan mengambil keuntungan besar, saat MERS telah menyebar pada skala global.


Berdasarkan hal itu, mana yang perlu dihargai, paten atau nilai-nilai kemanusiaan?

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya