Angklung Tampil Harmonis dengan Alat Musik Klasik di Belanda
- KBRI Den Haag
Kekuatan musik itu dimanfaatkan betul oleh masyarakat dan komunitas diplomat Indonesia yang berada di Belanda. Dengan musik tradisional seperti angklung, mereka berperan besar dalam membuat hubungan bangsa Indonesia dan Belanda kian lekat.
Itulah yang baru-baru ini dipertunjukkan oleh Ensambel Angklung Eindhoven. Mereka tampil memukau ketika memainkan lagu-lagu dari banyak negara dan sejumlah lagu Nusantara dalam pertunjukan akhir pekan lalu di kota Eindhoven, Belanda, demikian ungkap Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Den Haag.
Pertunjukan menarik tersebut dibuka oleh Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Den Haag, Ibnu Wahyutomo, bersama wakil pejabat kota Eindhoven, Bianca van Kaathove, di Gedung Frits Philips, Muziek Gebouw Eindoven, Sabtu 30 Mei 2016.
“Angklung adalah alat musik tradisional asli Indonesia yang dimainkan dengan penuh harmoni. Harmoni antara manusia dan alam yang telah menjadikan suara bambu begitu indah didengarkan, terlebih ketika berkolaborasi dengan alat musik tradisional dari berbagai negara," kata Ibnu.Â
Sejak 10 November 2010, lanjut dia, angklung juga diakui oleh UNESCO sebagai budaya tak benda warisan manusia. Untuk itu Indonesia berkewajiban melestarikan dan mempromosikan kepada dunia.
Mewakili pemerintah setempat, Bianca van Kaathove menyampaikan ucapan terima kasih kepada masyarakat Indonesia di Eindhoven yang telah menampilkan konser angklung di kota itu sebagai tanda persahabatan dan menunjukkan hubungan baik kedua bangsa melalui seni dan budaya.
Dibuka dengan menyanyikan lagu-lagu Nusantara mulai Yamko Rambe Yamko, Bengong Jeumpa, Hela Hela Rotane, Tak Tongtong, Dayung Pallingam, Janger, Manuk Dadali dan Badindin, konser angklung ini dikomandani oleh Arnoud Setio, dan menampilkan konduktor pendukung seperti Brian Hutama Susilo, Geraldi Wahyulaksana, Maharani Meganti dan Paskal Semerdzhiev, termasuk berkolaborasi dengan Nusantara Student Ensable.
Penampilan konser tersebut semakin nampak menawan dengan tampilnya Rosalia Adisti yang bersuara alto dan Ardelia Padma Sawitri dengan suara sopran. Selain itu kolaborasi dengan tari tradisional dari daerah asal lagu yang dinyanyikan juga menambah keindahan penampilan mereka.
Tidak lengkap rasanya jika para penonton konser tersebut tidak dihibur dengan lagu-lagu dari berbagai negara. Kelompok ensemble dari Tiongkok, SweetPotato, juga berkolaborasi bersama angklung ini memainkan lagu-lagu Jasmine Flower dan Curling Eyebrows.
Selain itu juga ditampilkan lagu Lough Erin Shore dari Irlandia, Scarborough Fair dari Inggris, The Youth Dance dari Tiongkok, Korobeniki dari Rusia, dan La Cucaracha dari Spanyol yang dikolaborasi dengan permainan Clarinet oleh Sophie Peerebom. Penampilan sesi lagu-lagu internasional tersebut diakhiri dengan menampilkan Amazing Grace dari Amerika dengan suara sopran Ardelia.
Penonton yang memenuhi gedung konser Frits Philips seperti terkesima ketika mereka mendengar lagu-lagu tersebut dimainkan dengan penuh keindahan karena Angklung dikolaborasi dengan alat musik tradisional dari berbagai negara. Tak pelak, seluruh penonton memberikan standing applause kepada mereka pada akhir acara.
Azis Nurwahyudi, Minister Counsellor Penerangan Sosial dan Budaya
KBRI Den Haag, mengungkapkan bahwa, sejak 2011, Ensamble Angklung Eindhoven setiap tahun selalu menyelenggarakan konser dengan tema yang berbeda-beda. "Konser Angklung Eindhoven tahun ini untuk yang keempat kalinya dengam mengambil tema 'Songs of the World,'" kata dia.
Â