Ungkap Dugaan Keterlibatan Turki di Suriah, Jurnalis Diancam

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Pemred Cumhuriyet
Sumber :
  • Twitter
VIVA.co.id
- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah bersumpah, akan menghukum editor surat kabar yang menerbitkan cuplikan video, memperlihatkan keterlibatan intelijen Turki, dalam pengiriman senjata ke Suriah.


Dikutip dari
Reuters
, Senin, 1 Juni 2015, surat kabar Cumhuriyet menerbitkan cuplikan di situs mereka, Jumat, 29 Mei lalu, disebut memperlihatkan pasukan khusus dan polisi membuka peti berisi senjata dan amunisi.


Itu dilakukan di belakang tiga truk, yang disebut milik badan intelijen Turki (MIT). "Individu yang melaporkan ini sebagai berita eksklusif akan membayar mahal," kata Erdogan dalam wawancara televisi, Minggu, 31 Mei.


"Saya tidak akan membiarkan ini," ujarnya.
Reuters
pada 21 Mei, telah melaporkan bahwa saksi mata dan jaksa menyebut keterlibatan MIT, dalam membantu pengiriman senjata bagi pemberontak Suriah, pada 2013-2014.


Laporan
Reuters
itu, berdasarkan pada kesaksian sejumlah personel pasukan khusus Turki dalam persidangan. Cumhuriyet mengatakan rekaman video diambil pada 19 Januari 2014, tanpa menyebut kapan mereka memperolehnya.

Kementerian Lingkungan Tutup Pembuangan Sampah Ilegal di Bekasi yang Viral di Medsos

Erdogan mengatakan truk-truk milik MIT itu membawa bantuan bagi orang Turki di Suriah. Dia mengatakan jaksa tidak punya kewenangan, untuk menggeledah kendaraan-kendaraan MIT.
Dana Bansos PKH untuk Anak Usia Dini Naik Jadi Rp3 Juta per Tahun!


Rahayu Effendi Sang Legenda Tutup Usia, Ini Deretan Film yang Mempopulerkan Namanya
Dia menuduh investigasi yang dilakukan jaksa penuntut sebagai aktivitas mata-mata. Laporan Cumhuriyet disebut Erdogan, memperlihatkan bahwa surat kabar itu juga telah terlibat dalam kegiatan mata-mata.


Kantor jaksa penuntut Istanbul, disebut telah mendapat instruksi untuk menuntut pemimpin redaksi Cumhuriyet, Can Dundar, menggunakan undang-undang anti-terorisme.


"Kami adalah jurnalis, bukan pelayan publik. Tugas kami bukan menyembunyikan rahasia kotor negara, tapi untuk membuka mereka yang bertanggungjawab atas nama rakyat," tulis Can Dundar di Twitter, Senin.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya