Belasan Tewas Akibat Bom Bunuh Diri di Luar Masjid Nigeria
- REUTERS
VIVA.co.id - Sebuah bom bunuh diri meledak di luar masjid di Nigeria. Padahal sebelumnya, sebuah granat roket juga meledakkan beberapa rumah dengan penghuni yang masih tertidur lelap.
Dilansir melalui Belfast Telegraph, Minggu, 31 Mei 2015, setidaknya ada 30 orang yang dinyatakan tewas. Semua adalah warga kota Maiduguri, Nigeria.
Orang-orang yang tewas tersebut kebanyakan adalah mereka yang sedang salat Ashar di bagian luar masjid. Berikut beberapa di antaranya adalah pejalan kaki yang melintas di pasar dekat masjid.
Seorang pedagang, Ali Bakomi, mengatakan, pengebom berpura-pura menjadi salah seorang penjual. Dia mendorong gerobak dan membaur dengan pedagang lain.
Ledakan itu cukup merusakkan dinding gedung yang ada di sekitar dan berhias darah. Gubernur wilayah pusat Borno, Kashim Shettima, mengatakan jika pengebom itu tewas bersama dengan 16 orang lainnya.
Sebelumnya, sebuah granat roket telah menewaskan 12 orang di kota tersebut. Menurut warga bernama Idrissa Mandara, tidak sedikit juga yang mengalami luka-luka.
Granat seperti itu, katanya, merupakan taktik baru untuk menyebar teror di kota ini, yang merupakan tempat kelahiran teroris Boko Haram.
"Setiap mereka menembakkan sesuatu ke kota, kami melihat ada kilatan yang menyambar dengan kecepatan tinggi. Salah satunya sempat merusak atap rumah saya, sampai mengira itu mendarat di atap," ujar Mari Madu, warga lainnya di kota tersebut.
Beberapa rumah ditemui rusak di wilayah pinggiran Dala-Lawanti, atau sekitar 12 mil dari pusat kota. Sedikitnya ada 13 orang yang meninggal dalam hitungannya, enam orang pria, lima anak-anak, dan dua wanita.
Badan mata-mata pemerintah yakin jika granat itu dilontarkan dari Boko Haram untuk memberikan peringatan kepada warga Nigeria mengenai eksistensi dan kekejaman mereka.
Perang saudara yang berlangsung selama lebih dari enam tahun di Nigeria ini dipercaya telah menewaskan 13.000 orang. Populasi Maiduguri saat ini mencapai 2 juta orang, lebih dari setengahnya adalah pengungsi yang dipaksa keluar dari rumah mereka. (art)