Setengah Wilayah Suriah Dikuasai ISIS

Kota kuno Palmyra
Sumber :
  • Reuters/Khaled al-Hariri
VIVA.co.id
- Kelompok militan radikal ISIS merayakan kemenangan kedua dalam sepekan, di Irak dan Suriah, setelah memastikan direbutnya kota bersejarah Palmyra, Kamis, 21 Mei 2015.


Dikutip dari
Guardian
, Jumat, 22 Mei 2015, jatuhnya Palmyra membuat ISIS kini telah menguasai setengah dari wilayah Suriah, kurang dari sepekan setelah ISIS berhasil merebut Ramadi di Irak.


Kemenangan ISIS di dua kota penting itu, disebut
Guardian
sebagai pukulan menyakitkan, bagi koalisi negara-negara yang dipimpin Amerika Serikat (AS) di Irak dan Suriah.


Sekalipun AS menolak mengakui kekalahan, namun fakta di lapangan menggarisbawahi kelemahan dalam strategi mereka, yang telah banyak dikritik karena salah pikir dan dilakukan setengah hati.


Hingga beberapa pekan lalu, Washington berusaha memberi persepsi, bahwa ISIS telah dilemahkan, menderita karena kekurangan dana, senjata dan masalah dalam pasokan.

Warga Kanada Terlibat Separatis Ditangkap Polisi Australia

Seorang pejabat AS bahkan mengkritik keras, bagaimana pemerintahan Obama seolah meremehkan situasi saat ini. "Anda pasti delusi, jika tidak berpikir dari hal seperti ini (jatuhnya Ramadi)," katanya.
Inggris Tuding Rusia Bikin Negara Kecil di Suriah


ISIS Bebaskan 270 Sandera Suriah
Pejabat yang tak disebut identitasnya itu, menegaskan bahwa semestinya AS mencari apa yang salah, bagaimana memperbaikinya, dan bagaimana melakukan perbaikan dari situasi yang telah terjadi saat ini.


Mantan menhan AS Robert Gates, bahkan berpendapat lebih keras. "Kita sesungguhnya tidak punya strategi sama sekali. Pada dasarnya kita hanya memainkan ini dari hari ke hari," ujarnya.


Rami Abdurrahman, direktur kelompok aktivis SORH (Syrian Observatory for Human Rights), mengatakan ISIS kini menguasai setengah wilayah Suriah, dan tidak ada pasukan yang bisa menghentikan mereka.


Sikap egois AS dan negara-negara koalisinya, menyebabkan terorisme bergerak sangat leluasa di Irak dan Suriah. Di Suriah, Barat memaksakan kehendak untuk jatuhnya pemerintahan, yang berarti hancurnya stabilitas politik dan keamanan.


Di Irak, AS dan koalisinya juga mendikte pemerintah Irak. ISIS semestinya dapat dengan mudah diatasi, jika kelompok-kelompok yang ada di Irak menyingkirkan sentimen sektarian, serta membentuk persatuan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya