Pasukan Irak Kurang Profesionalisme dan Disiplin

Pasukan Irak dan Syiah Bertempur Hadapi ISIS
Sumber :
  • REUTERS/Stringer
VIVA.co.id
- Analis mengatakan jatuhnya Ramadi di Irak, memperlihatkan terbatasnya strategi Amerika Serikat (AS), yang hanya melakukan serangan melalui udara, menyerahkan serangan darat pada militer Irak yang lemah.


"AS mengatakan mereka membantu dengan serangan udara terhadap ISIS. Tapi,  kemudian ISIS datang dan mengalahkan pasukan pemerintah," kata Hassan Hassan, penulis buku tentang ISIS.


Pejabat Irak, Qassim al Fahdawi, yang dikutip
Reuters
, Selasa, 19 Mei 2015, mengatakan pasukan Irak tidak memiliki profesionalisme, kurang pelatihan dan displin, hingga tidak mampu melawan ISIS yang jumlahnya jauh lebih sedikit.


Seorang perwira Irak berpangkat mayor, mengatakan pasukan pemerintah yang mundur dari Ramadi telah diperintah, untuk kembali membentuk barisan dalam kondisi moral yang sangat rendah.


Satu Marinir Tewas, AS Tambah Pasukan Lawan ISIS
Perdana Menteri Irak, Haider al-Abadi, telah memutuskan, kembali melibatkan paramiliter syiah, yang pada April lalu menjadi kunci keberhasilan militer Irak merebut kota Tikrit dari ISIS.
Italia Kembali Kirim 450 Tentara ke Irak

Baghdad berusaha meyakinkan suku-suku Sunni di provinsi Anbar, untuk menerima bantuan dari milisi Syiah. Namun kubu Sunni menganggap milisi Syiah sebagai ancaman yang lebih buruk daripada ISIS.
ISIS Mulai Bunuh Bayi dengan Keterbelakangan


Sekalipun kekejaman ISIS lebih nyata sebagai ancaman, tapi persoalan ideologis antara Sunni dan Syiah, telah menjadi penghambat terbesar dalam upaya melawan ISIS.


Hanya sebagian kecil suku-suku Sunni, yang mengatakan bersedia membuka diri. Syeikh Abu Majid al-Zoyan, mengatakan dia merasa curiga dengan milisi Syiah, namun dia tetap akan menerima bantuan mereka, untuk bisa lepas dari ancaman ISIS. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya