Pasukan Irak Kurang Profesionalisme dan Disiplin
Selasa, 19 Mei 2015 - 09:26 WIB
Sumber :
- REUTERS/Stringer
VIVA.co.id
- Analis mengatakan jatuhnya Ramadi di Irak, memperlihatkan terbatasnya strategi Amerika Serikat (AS), yang hanya melakukan serangan melalui udara, menyerahkan serangan darat pada militer Irak yang lemah.
"AS mengatakan mereka membantu dengan serangan udara terhadap ISIS. Tapi, kemudian ISIS datang dan mengalahkan pasukan pemerintah," kata Hassan Hassan, penulis buku tentang ISIS.
Pejabat Irak, Qassim al Fahdawi, yang dikutip
Reuters
, Selasa, 19 Mei 2015, mengatakan pasukan Irak tidak memiliki profesionalisme, kurang pelatihan dan displin, hingga tidak mampu melawan ISIS yang jumlahnya jauh lebih sedikit.
Seorang perwira Irak berpangkat mayor, mengatakan pasukan pemerintah yang mundur dari Ramadi telah diperintah, untuk kembali membentuk barisan dalam kondisi moral yang sangat rendah.
Baca Juga :
Satu Marinir Tewas, AS Tambah Pasukan Lawan ISIS
Baca Juga :
Italia Kembali Kirim 450 Tentara ke Irak
Sekalipun kekejaman ISIS lebih nyata sebagai ancaman, tapi persoalan ideologis antara Sunni dan Syiah, telah menjadi penghambat terbesar dalam upaya melawan ISIS.
Hanya sebagian kecil suku-suku Sunni, yang mengatakan bersedia membuka diri. Syeikh Abu Majid al-Zoyan, mengatakan dia merasa curiga dengan milisi Syiah, namun dia tetap akan menerima bantuan mereka, untuk bisa lepas dari ancaman ISIS. (one)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Sekalipun kekejaman ISIS lebih nyata sebagai ancaman, tapi persoalan ideologis antara Sunni dan Syiah, telah menjadi penghambat terbesar dalam upaya melawan ISIS.