Asia di Puncak Peringkat Sekolah Global

SD Petojo Utara 03 Numpang Sekolah
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id
- Peringkat sekolah global telah dirilis dan lima tingkat tertinggi adalah negara-negara Asia. Namun Indonesia berada dekat dengan negara-negara miskin Afrika, pada lima peringkat terendah.


Dikutip dari laporan
BBC
, Rabu, 13 Mei 2015, Singapura memimpin di puncak daftar 76 negara. Diikuti oleh Hong Kong, Korea Selatan (Korsel), Jepang dan Taiwan.


Negara Asia lainnya yang menempati peringat cukup tinggi adalah Vietnam di urutan 12, Thailand 47 dan Malaysia 52. Indonesia ada di urutan 69 atau hanya 7 peringkat di atas Ghana yang terendah.


Lembaga
think tank
OECD, mengatakan perbandingan itu dibuat berdasarkan hasil tes di 76 negara, yang memperlihatkan hubungan antara pendidikan dan pertumbuhan ekonomi.


"Ini pertama kali kami memiliki skala global sebenarnya, tentang kualitas pendidikan," kata direktur pendidikan OECD, Andreas Schleicher. "Tujuannya adalah memberi negara-negara, kaya dan miskin, akses untuk membandingkan diri mereka."


Hasil yang diharapkan adalah, negara-negara dapat menemukan kekuatan dan kelemahan mereka, serta melihat apa hasil dari peningkatan kualitas sekolah, untuk pertumbuhan ekonomi.

Terpopuler: Jangan Lakukan Hal Ini Ketika Berkonflik dengan Pasangan, Cardio di 2 Waktu Ini Bikin Badan Ramping

Singapura yang berada di puncak daftar, memiliki tingkat kemampuan membaca yang sangat tinggi pada 1960an, memperlihatkan seberapa besar perkembangan bisa dibuat.
Pemecatan dan Hukuman Mati Menanti AKP Dadang Usai Tembak Kasat Reskrim Polres Solok Selatan


Nikahi Nissa Sabyan dengan Mahar Rp200 Ribu, Nominal Nafkah Anak Ayus Jadi Sorotan
Laporan dipublikasi OECD, ditulis oleh Eric Hanushek dari Universitas Stanford, dan Ludger Woessmann dari Universitas Munich. Mereka menyebut standar pendidikan sebagai elemen kuat, untuk memprediksi kekayaan yang bisa dicapai suatu negara.


"Kebijakan dan praktik pendidikan yang buruk, membuat banyak negara berada dalam keadaan resesi ekonomi yang pemanen," demikian disebut dalam laporan itu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya