Nepal Minta Pihak Asing Jangan Lagi Kirim Relawan
Senin, 4 Mei 2015 - 19:41 WIB
Sumber :
- REUTERS/Athit Perawongmetha
VIVA.co.id
- Pemerintah Nepal telah meminta kepada badan pemberi bantuan agar tak lagi mengirimkan tim penyelamat untuk datang dan membantu dalam pencarian korban gempa berkekuatan 7,8 skala richter. Alasannya, pemerintah dan militer di sana sudah bisa mengatasi permasalahan yang ada.
Kantor berita
Reuters
melansir pernyataan itu dari Kepala Nasional badan PBB, UNDP, Jamie McGoldrick. Pesan tersebut, kata McGoldrick, disampaikan Pemerintah Nepal dan militer kepada badan bantuan dalam sebuah rapat Selasa pekan lalu.
Baca Juga :
Baru Bangkit, Nepal Dihajar Gempa Lagi
Perdana Menteri Nepal, Sushil Koirala sebelumnya memprediksi korban tewas bisa mencapai angka 10 ribu orang. Total korban luka pun diprediksi bisa mencapai angka serupa.
Beberapa desa di daerah terpencil yang hancur akibat gempa bumi masih belum bisa dijangkau. Sementara, seorang pejabat berwenang setempat, mengatakan jumlah warga yang hilang bisa mencapai lebih dari 400 orang, khususnya setelah longsor.
Bahkan, Pemerintah Nepal juga menyerukan agar tim pencari dan evakuasi yang belum tiba di Kathmandu untuk mengurungkan niatnya.
"Tidak ada perlunya tim untuk tiba di sini," imbuh McGoldrick.
Sementara, tim medis yang belum tiba di Kathmandu agar bersiap-siap saja. Saat ini fokus pencarian diarahkan ke area terpencil, sehingga jika ada tim internasional dengan membawa peralatan berat dapat berdampak terhadap rumah warga yang banyak terbuat dari tanah liat atau kayu.
Petugas medis dan relawan yang telah berada di lokasi pun mengaku bingung. Sebab, tidak ada koordinasi yang jelas dari pejabat lokal.
Salah satunya dialami oleh tim 18 pencari dan penyelamat asal Belanda. Di dalam tim itu juga termasuk paramedis, penjaga anjing dan petugas pemadam kebakaran.
Usai anjing pencium kedua gagal menemukan warga yang masih bertahan, maka pencarian pun dihentikan.
"Kini, tidak ada lagi harapan di sini," ujar ketua tim penyelamat dari Belanda, Huijbrechts Marcel.
Dia menambahkan, ketika tiba kali pertama di Kathmandu pada tanggal 28 April lalu, sama sekali tidak ada koordinasi.
"Hanya ada tempat penerimaan di mana kami bisa mendaftar dan memperoleh izin untuk membangun posko. Tidak ada yang lain," kata dia. (ren)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Perdana Menteri Nepal, Sushil Koirala sebelumnya memprediksi korban tewas bisa mencapai angka 10 ribu orang. Total korban luka pun diprediksi bisa mencapai angka serupa.