ISIS Ingin Balas Dendam Atas Terlukanya al-Baghdadi
Sabtu, 2 Mei 2015 - 12:13 WIB
Sumber :
- Reuters
VIVA.co.id
- Seorang anggota kelompok militan Daulah Islamiyah Irak dan al-Syam (ISIS) mengaku berencana balas dendam. Itu sekaligus memperkuat laporan terluka parahnya pemimpin mereka, Abu Bakr al-Baghdadi.
Dilansir dari laman Daily Mail , Sabtu, 2 Mei 2015, seorang narasumber menyebut al-Baghdadi tidak lagi bisa memimpin ISIS, sehingga mereka kini berencana untuk melakukan aksi balas dendam di Eropa.
Baca Juga :
Peringatan Amerika Serikat untuk Pemimpin ISIS
Baca Juga :
Curhat Mantan Istri Pemimpin ISIS
Dilansir dari laman Daily Mail , Sabtu, 2 Mei 2015, seorang narasumber menyebut al-Baghdadi tidak lagi bisa memimpin ISIS, sehingga mereka kini berencana untuk melakukan aksi balas dendam di Eropa.
Al-Baghdadi dilaporkan terluka parah, akibat serangan udara yang dilakukan Amerika Serikat (AS) pada 18 Maret lalu, di Nineveh, Irak, menyasar konvoi tiga kendaraan di mana terdapat al-Baghdadi di dalamnya.
Laman Guardian dalam laporannya, menyebut al-Baghdadi mengalami cidera tulang belakang, membuatnya tidak lagi dapat memegang komando, bahkan diyakini tidak akan pernah bisa lagi memimpin ISIS.
Posisinya saat ini digantikan oleh bekas tangan kanannya, Abu Alaa Afri. "Kami berencana untuk menyerang balik Eropa," kata seorang anggota ISIS.
Al-Baghdadi telah dua kali dilaporkan tewas. Pertama pada tahun lalu, yang ternyata tidak akurat. Al-Baghdadi lolos dari maut pada Desember 2014, dalam serangan udara AS yang menewaskan salah satu pembantunya, Auf Abdul Rahman al-Efery.
Al-Baghdadi berada pada rombongan yang sama, namun di dalam mobil berbeda yang tidak terkena bom. Dia kembali dilaporkan tewas pada April, karena terluka akibat serangan udara.
Belum ada tanggapan resmi dari ISIS atas isu itu, namun laporan terluka parahnya al-Baghdadi seakan dibenarkan oleh ISIS, dengan adanya janji untuk membalas dendam. (ren)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Al-Baghdadi dilaporkan terluka parah, akibat serangan udara yang dilakukan Amerika Serikat (AS) pada 18 Maret lalu, di Nineveh, Irak, menyasar konvoi tiga kendaraan di mana terdapat al-Baghdadi di dalamnya.