Pemimpin Baru ISIS, Abu Alaa Afri
Selasa, 28 April 2015 - 13:10 WIB
Sumber :
VIVA.co.id
- Seorang mantan guru fisika, Abu Alaa Afri, disebut sebagai pemimpin baru ISIS, menggantikan Abu Bakr al-Baghdadi yang dilaporkan terluka parah dan akhirnya tewas, akibat serangan udara Amerika Serikat (AS).
Dikutip dari laman Internasional Business Times, Senin, 27 April 2015, al-Afri telah menjalankan tampuk pimpinan setelah terlukanya al-Baghdadi, dalam serangan di distrik al-Baaj, Nineveh, sebelah barat Irak, pada 18 Maret.
Belum ada konfirmasi resmi atas laporan terluka atau tewasnya al-Baghdadi, namun penasihat pemerintah Irak, Hisham al Hashimi, mengatakan Afri dipastikan menjadi pemimpin ISIS jika .
Afri yang berarti wajah bumi, merupakan figur karismatik yang dikenal oleh militan ISIS. Dia saat ini merupakan wakil al-Baghdadi, serta telah siap kapan pun harus mengambilalih kepemimpinan ISIS.
"Setelah al-Baghdadi terluka, Afri telah mulai memimpin ISIS dengan bantuan para petinggi lain. Dia akan menjadi pemimpin baru jika al-Baghdadi tewas," kata Hashimi.
Baca Juga :
Peringatan Amerika Serikat untuk Pemimpin ISIS
Tidak banyak yang diketahui dari Afri yang juga dikenal sebagai Haji Iman. "Dia dulu guru fisika di Tal Afar, Nineveh, serta telah menerbitkan beberapa hasil studi religiusnya. Dia pengikut Abu Musaab al-Suri," ucap Hashimi.
Baca Juga :
Curhat Mantan Istri Pemimpin ISIS
"Afri tampaknya telah menjadi penting dalam beberapa bulan terakhir, terutama setelah kelompok itu mulai menderita kekalahan taktik di Suriah dan Irak sejak Desember," kata Hassan.
Afri ditunjuk untuk menggantikan Abu Ali al-Anbari sebagai tangan kanan al-Baghdadi, yang belakangan tidak terlalu terlibat dalam pembuatan keputusan, karena beberapa pertimbangan terkait keamanan.
Sebelum menjadi wakil al-Baghdadi, Afri menjadi kunci dalam jalur koordinasi antara al-Baghdadi dan para petinggi ISIS lain. Afri merupakan orang yang dipercaya Osama bin Laden, untuk menjadi emir al-Qaeda di Irak pada 2010.
Afri pernah melakukan perjalanan ke Afghanistan pada 1998, sebelum menjadi anggota senior al-Qaeda. Keberadaan Afri diyakini akan memungkinkan rekonsiliasi antara ISIS, al-Qaeda dan Jabhat al-Nusra.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Afri tampaknya telah menjadi penting dalam beberapa bulan terakhir, terutama setelah kelompok itu mulai menderita kekalahan taktik di Suriah dan Irak sejak Desember," kata Hassan.