Insiden Presiden Zimbabwe Lupa Teks Pidato di KAA

Presiden Zimbabwe, Robert Mugabe
Sumber :
  • Youtube
VIVA.co.id
- Perhelatan puncak Konferensi Asia Afrika (KAA)  yang digelar di Gedung Merdeka, Bandung, telah berakhir pada Jumat kemarin. Namun, masih tersisa kisah menarik dari dalam gedung bersejarah itu.


Presiden Zimbabwe, Robert Mugabe, sempat kebingungan dan butuh waktu agak lama untuk naik ke podium membacakan pidato. Mugabe dijadwalkan membacakan pidato usai Presiden Joko Widodo.


Rupanya, dia lupa di mana menaruh teks pidato yang akan dibacakannya. Presiden berusia 93 tahun itu pun terlihat panik dan mencari teks pidatonya.


Menyadari presidennya panik, pengawal pribadi Mugabe menghampiri dan menunjukkan teks pidatonya sudah berada di dalam tas. Dia pun memeriksa isi dokumen dan langsung menuju ke podium.


Dengan didampingi dua pengawal pribadi, Presiden yang telah memimpin Zimbabwe sejak tahun 1987 silam itu naik ke podium. Agar tak jatuh, Mugabe berpegangan ke pengawal pribadinya. Dia meletakkan kertas pidato di podium.

RI Terima 200 Permintaan Bantuan Negara Lain

Sementara, dua pengawal pribadi sambil membawa dua tas Mugabe ikut membantu. Mugabe membacakan pidato, satu pengawal terlihat berjaga di belakang dia di panggung.
Sambangi RI, Sekjen OKI Bahas Upaya Pemberantasan Terorisme


Megawati: Perang Tak Selesaikan Masalah Timur Tengah
Dalam pidatonya, Mugabe mengatakan Semangat Bandung tidak pernah lekang akan waktu.


"Visi itu masih tetap relevan dengan keadaan saat ini," kata Mugabe.


Saat negara peserta KAA bertemu 60 tahun yang lalu, Mugabe melanjutkan, didorong ambisi membentuk aturan dunia baru. Sebuah tatanan dunia yang didasarkan pada perdamaian dan kesetaraan.


"Mereka menginginkan tatanan dunia baru, karena saat itu banyak negara yang masih dijajah," ujar Mugabe.


Tatanan dunia yang dibentuk paska perang dunia kedua tahun 1945 dipenuhi oleh doktrin eksploitasi. Oleh sebab itu, Mugabe mengajak kedua kawasan untuk bekerja sama dan didorong rasa saling pengertian.


"Dengan adanya rasa persahabatan dan solidaritas dapat memperkuat hubungan kedua benua melawan kolonialisme. Semangat Bandung yang dulu digelorakan, tidak akan pernah terealisasi," kata Mugabe.




Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya