KBRI Kena Dampak Bom, WNI di Yaman Segera Dievakuasi
Senin, 20 April 2015 - 21:00 WIB
Sumber :
- REUTERS/Mohamed al-Sayaghi
VIVA.co.id
- Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri RI, Lalu Muhammad Iqbal, mengatakan pemerintah akan mempercepat evakuasi WNI yang masih bermukim di Yaman usai gedung KBRI di Sana'a terkena dampak pengeboman. Insiden pengeboman terjadi berbarengan dengan serangan rudal yang dilakukan aliansi militer Saudi ke pangkalan rudal Scud di Yaman.
Dihubungi melalui telepon pada Senin, 20 April 2015, Iqbal mengatakan saat ini angka WNI yang akan dievakuasi dari Sana'a usai pengeboman bertambah menjadi 22 orang. Sebelumnya, total WNI berjumlah 17 orang.
"Kami akan mengevakuasi mereka pada kesempatan pertama jika dimungkinkan adanya evakuasi secara aman," ujar Iqbal.
Jalur yang kemungkinan besar diambil yaitu melalui darat dari Al-Hudaydah menuju ke Jizan, Arab Saudi dan dipulangkan ke Tanah Air. Namun, itu semua, Iqbal mengingatkan masih bersifat tentatif.
Sementara, Menteri Luar Negeri RI, Retno L.P Marsudi mengatakan akibat pengeboman ke depot amunisi itu, gedung KBRI mengalami kerusakan yang cukup parah. 70 persen bangunan hancur. Begitu pula dengan seluruh kendaraan yang terparkir di sana.
Retno mengatakan dari 17 WNI yang saat itu berada di gedung KBRI, dua orang staf diplomatik dan satu WNI mengalami luka ringan. Mereka telah dilarikan ke rumah sakit untuk memperoleh perawatan medis.
Baca Juga :
13-12-1982: 2.900 Warga Yaman Tewas Akibat Gempa
"Situasi di Sana'aĀ akan membuktikan bahwa situasi tidak kondusif dan dapat berubah setiap detik. Kami mengambil pelajaran dari evakuasi WNI di Aden," kata dia.
Ketika ditanyakan mengenai kemungkinan Indonesia akan menjadi mediator dalam konflik Yaman, Retno mengatakan hal tersebut akan dibahas pada Rabu, 22 April 2015. Saat itu Presiden Joko Widodo akan melakukan pertemuan informal dengan negara-negara Organisasi Konferensi Islam (OKI).
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Ketika ditanyakan mengenai kemungkinan Indonesia akan menjadi mediator dalam konflik Yaman, Retno mengatakan hal tersebut akan dibahas pada Rabu, 22 April 2015. Saat itu Presiden Joko Widodo akan melakukan pertemuan informal dengan negara-negara Organisasi Konferensi Islam (OKI).