Alasan WNI Enggan Dievakuasi dari Yaman

Menteri Luar Negeri RI, Retno LP Marsudi
Sumber :
  • Direktorat Fasilitas Media Kemlu RI
VIVA.co.id
- Pemerintah Indonesia akhirnya berhasil mengevakuasi ratusan WNI dari wilayah paling sulit di Yaman, yaitu kota Aden. Namun, masih ada pekerjaan rumah pemerintah untuk melakukan evakuasi WNI di wilayah Tarim dan Mukallah di sebelah Timur Yaman.

"Sampai saat ini masih lebih kondusif dari yang sebelah barat. Tapi, situasi bisa berubah tiap saat dari kondusif menjadi tidak kondusif," kata Menteri Luar Negeri, Retno Sumardi di Kantor Presiden, Jakarta, Senin 13 April 2015.

Untuk itu, pemerintah berharap WNI di Yaman dapat bekerja sama dengan pemerintah dengan mau dievakuasi. Meski demikian, Retno bersyukur WNI yang mau dievakuasi terus bertambah.

Dia mencontohkan, di Salalah sudah ada 584 WNI yang baru dievakuasi dari Tarim. Padahal, semula hanya 20-30 WNI yang mau dievakuasi.
Sekjen PBB Minta Perang Yaman Dihentikan Saat Ramadhan

"Ini akan kami terbangkan ke Indonesia melalui pesawat carter. Begitu pula dengan yang di Al Mukallah, bertahap kami akan tarik ke Salalah. Jadi, Salalah akan jadi basis untuk memulangkan ke Indonesia," kata dia.
Tangan Kanan Osama bin Laden Terbunuh dalam Serangan Drone

Meski demikian, kata Retno, masih banyak WNI yang enggan dievakuasi. Alasannya, mereka nilai kondisi di Yaman masih kondusif.
Jeda Kemanusiaan Selesai, Yaman Kembali Dilanda Perang

"Pertimbangannya, saudara-saudara kita masih melihat situasinya belum begitu genting. Tapi, dalam kondisi seperti ini situasi itu bisa berubah tiap saat," lanjutnya.

Namun, tim evakuasi akan terus mengimbau WNI agar mau dievakuasi. Sebab situasi masih bisa terus berubah.

"Mumpung masih ada opsi evakuasi, kami pakai opsi itu. Pengalaman di Aden membuktikan betapa sulitnya saat opsi evakuasi itu sudah terancam dengan situasi kemananan, kami sulit sekali merancang evakuasi," ujar dia. (art)
![vivamore="
Baca Juga
:"]


[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya