Alasan Ratusan Mahasiswa Indonesia Bertahan di Yaman
- REUTERS/Khaled Abdullah
VIVA.co.id - Dari ratusan pelajar asal Indonesia yang berada di Yaman, baru 250 orang yang terdiri dari mahasiswa dan santri yang bersedia dievakuasi, Sabtu 11 April 2015. Para pelajar ini terdiri dari berbagai lembaga di Yaman seperti Darul Musthofa, Darul Tarim, Darul Ribat Hauthoh dan Al Ahgaff University, di Tarim Hadramaut, Yaman.
"Kalau dari Al Ahgaff dari sekitar 500 mahasiswa asal Indonesia, hanya sekitar 250 yang mau dievakuasi, sisanya nggak mau dievakuasi," kata Zah Faidh Bajuri, salah satu mahasiswa asal Indonesia yang kuliah di Yaman melalui pesan singkat, Sabtu 11 April 2015.
Mereka dievakuasi karena khawatir akan keamanan di Yaman yang tidak menentu. Selain 250 yang dievakuasi, saat ini setidaknya masih terdapat sekitar 300 (mahasiswa dan santri) yang berada di daerah Tarim Hadramaut, Yaman.
"Kalau dari Al Ahgaff mungkin sekitar 100 orang yang nggak ikut hari ini. Kalau dari lembaga-lembaga seperti Darul (Pondok Pesantren) kalau di total semua sekitar 300 orang yang tidak ikut dievakuasi," ungkap Faidh.
Alasan mereka tidak mau dievakuasi, kata Faidh, karena daerah Tarim yang mereka tempati masih relatif aman dan kondusif. Namun, di sisi lain mereka bingung karena tidak adanya jaminan pasti dari pemerintah pasca evakuasi.
Faidh berharap kepada pemerintah agar tegas dan peduli kepada mahasiswa yang sedang menuntut ilmu di Yaman.
"Mereka bingung karena tidak mendapat jaminan dan kepastian dari pemerintah terkait kelanjutan studinya. Karena itulah para mahasiswa dan santri asal Indonesia lebih memilih bertahan di Yaman," tandasnya.
![vivamore="Baca Juga :"]
[/vivamore]