Menlu: 300 Mahasiswa Indonesia di Yaman Minta Dievakuasi
- ANTARA FOTO/Ismar Patrizki
VIVA.co.id - Menteri Luar Negeri, Retno LP Marsudi, mengatakan, pemerintah Indonesia terus mengevakuasi besar-besaran warga negara Indonesia di Yaman. Menlu memastikan sebanyak 300 mahasiswa di Tarim, Yaman, meminta untuk dievakuasi.
"Sudah ada perkembangan maju, sudah 300 mahasiswa di Tarim mendaftar untuk dievakuasi," kata Retno, di Istana Negara Jakarta, Selasa 7 April 2015.
Sebelumnya, mahasiswa di Tarim, Yaman ini sempat menolak dievakuasi, karena tidak ada jaminan kepastian dari pemerintah perihal kelanjutan pendidikan mereka.
Selain itu, ada pergerakan evakuasi dari Tarim ke kota lainnya di Yaman, yakni Salalah. "Kloter pertama membawa 42 mahasiswa kita," katanya.
Sementara itu, dari Al Mukallah, evakuasi dilakukan dengan membawa mereka ke kota Salalah terlebih dahulu.
Untuk menambah armada guna proses evakuasi itu, Menlu Retno mengatakan, pemerintah mengirimkan tim tambahan sebanyak 43 orang. Kini, mereka sudah ada di Al Hudaida.
"Perjalanan ke Al Hudaida ke barat Yaman sangat sulit, dan tim ini sudah beberapa kali berhenti untuk diperiksa dan sebagainya," kata dia.
Proses evakuasi WNI difokuskan untuk diarahkan ke kota Salalah, sehingga KBRI yang ada di Sana'a, dioperasikan di Salalah. "Basis dari evakuasi ini akan kita lakukan melalui Salalah," ujar Retno.
Kesulitan evakuasi saat ini, kata Menlu Retno, adalah mengeluarkan WNI dari kota Aden yang terletak di Yaman bagian selatan.
"Sampai saat ini belum terjadi perkembangan yang kondusif," katanya.
Akibatnya, sebanyak 89 WNI masih terjebak di Aden dan belum dapat dilakukan proses evakuasi. Namun, kata Retno, negara-negara lain yang warganya juga berada di Aden, mengalami kesulitan yang sama.
"Terkait moda transportasinya di Aden, kita sudah eksplore semua kemungkinannya, dan kemungkinan kita akan mengirim juga kapal dari Jibouti andaikata situasi sudah memungkinkan, evakuasi WNI ke Aden akan kita bawa melalui jalur laut ke Jibouti," tutur Menlu Retno.
Kata Menteri Retno, dari 89 WNI di Aden, sebanyak 82 orang adalah mahasiswa. "Mereka terpisah, 82 ada di Shelter, save house," katanya.
Walau begitu, Menlu Retno menjamin keselamatan para WNI di Aden. "Kita meyakinkan teman-teman kita, saudara-saudara kita, dalam kondisi yang sehat," tuturnya. (art)
[/vivamore]