Tidak Akan Ada Lagi Pemimpin Seperti Lee Kuan Yew
Senin, 30 Maret 2015 - 07:06 WIB
Sumber :
- REUTERS/Edgar Su
VIVA.co.id
- Presiden Singapura, Tony Tan Keng Yam, mengatakan Negeri Singa sangat berduka dan kehilangan sosok pendiri bangsa, Lee Kuan Yew. Dalam pidato penghormatan terakhir, Tony menyebut tidak akan ada lagi sosok pemimpin yang dimiliki oleh Negeri Singa seperti Lee.
Harian Singapura,
Straits Times
, Minggu, 29 Maret 2015 melansir tidak akan ada pula pemimpin yang sanggup melakukan hal yang sama dan mengambil tempat Lee.
Salah satu hal yang dia ingat dari negarawan berusia 91 tahun itu yakni tiga prinsipnya yaitu meritokrasi, kejujuran dan integritas.
"Ketika Lee menjadi Perdana Menteri di tahun 1959, dia membentuk sebuah tim berisi pemimpin dari beragam latar belakang. Dia memastikan posisi di pemerintahan diisi oleh orang-orang yang memiliki kemampuan dan bukan karena koneksi para pejabat apalagi uang," ujar Tony.
Untuk perang terhadap korupsi, Lee selalu berada di garda terdepan. Tony mengenang bagaimana Lee memberlakukan hukum yang tegas untuk menyelidiki tersangka tindak kejahatan korupsi.
"Bahkan, dia memberikan hukuman berat bagai pejabat mana pun yang terbukti menerima suap. Dengan memastikan bahwa pemerintah dan ekonomi kami tetap jujur, akuntabel dan bebas dari korupsi, maka Lee bisa memberi kepastian kepada para investor dan perusahaan dari luar Singapura untuk berinvestasi," paparnya.
Baca Juga :
PM Lee: Ini Pekan yang Gelap bagi Singapura
Bahkan, kebiasaan blusukan juga sudah diterapkan Lee sejak lama. Blusukan dilakukan Lee untuk memastikan layanan publik berfungsi dengan baik.
"Maka dia kerap mengunjungi dan melakukan inspeksi mendadak ke berbagai perumahan, rumah sakit, taman dan tempat publik lainnya," kata dia.
Dikremasi
Prosesi pemakaman Lee Kuan Yew selesai sekitar pukul 18.00 waktu setempat. Usai diberikan penghormatan terakhir oleh puluhan kepala negara di pusat kebudayaan Universitas Nasional Singapura (NUS), jasad Lee kemudian dibawa ke krematorium Mandai.
Upacara kremasi ini dilakukan tertutup hanya untuk keluarga terdekat. Dalam pidato terakhir Perdana Menteri Lee Hsien Loong sebelum jasad sang Ayah dikremasi, dia mengenang Lee Kuan Yew begitu perhatian terhadap kesehatannya.
Saat Lee Hsien Loong tengah menjalani kemoterapi untuk mengobati lymphoma, Lee yang ketika itu tengah berada di Filipina menghubunginya. Dia mengatakan telah menyiapkan beberapa buah durian untuk dikirim ke rumah sakit.
![vivamore="
Baca Juga
:"]
[/vivamore]
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Bahkan, kebiasaan blusukan juga sudah diterapkan Lee sejak lama. Blusukan dilakukan Lee untuk memastikan layanan publik berfungsi dengan baik.