Pejabat Rusia Bantah Kremlin Kendalikan Media
- VIVA.co.id/Santi Dewi
VIVA.co.id - Wakil Menteri Komunikasi dan Media Massa Rusia, Alexey K. Volin, menepis persepsi yang selama ini terbentuk di media barat, bahwa isi pemberitaan di Rusia sama sekali tidak dikendalikan oleh Pemerintah.
Pejabat yang sebelumnya pernah bertugas di Kedutaan Besar Rusia di Jakarta itu mengatakan, tanpa perlu dikendalikan pun, sebagian besar negara beruang merah itu mendukung kebijakan Presiden Vladimir Putin.
Demikian ungkap Volin yang ditemui VIVA.co.id di kediaman Duta Besar Rusia untuk Indonesia di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Senin malam. Volin mengatakan, total media yang ada di Rusia mencapai 90 ribu.
"Sementara, ukuran Istana Kremlin berbentuk segitiga dan berukuran tidak lebih dari 500 meter. Bayangkan, apakah kami sanggup mengendalikan media sedemikian banyak?," tanya Volin.
Dia menambahkan, jika media di Rusia ingin populer, justru mereka akan memberitakan hal yang mendukung pemerintah yang tengah berkuasa. Karena jika tidak, lanjut Volin, media tersebut akan kehilangan pembaca, penonton, dan rating.
"Itu hal yang normal terjadi di Rusia," imbuhnya.
Media Rusia, kata Volin diizinkan untuk menulis apa pun yang menggambarkan ekspresi dan pikiran mereka.
"Satu-satunya yang tidak bisa mereka publikasikan yaitu berita yang bersifat menghasut, ajakan untuk membuat onar, pembunuhan atau penghinaan terhadap tokoh religi," papar Volin.
Dia menyebut kendati banyak warga Rusia yang tidak beragama, tetapi, bukan berarti media diizinkan untuk menulis atau menggambar sesuatu yang dianggap sebagai bentuk penghinaan. Media di Rusia, Volin menjelaskan tidak akan membiarkan ada gambar Nabi Muhammad terpampang di publik.
Sementara, dia mengaku prihatin dengan kualitas pemberitaan mengenai Rusia di Indonesia. Banyak isi pemberitaan, ujar Volin yang tidak berimbang dan hanya mengutip begitu saja dari media barat.
"Banyak jurnalis di Indonesia yang malas dan hanya mengutip informasi dari media Prancis atau Inggris. Padahal, mereka bisa menemukan berbagai informasi mengenai Rusia dalam Bahasa Inggris dan Indonesia," kata dia.
Namun, dia mengatakan, sikap malas itu tidak hanya diidap oleh jurnalis Indonesia, tetapi juga pekerja media dari mana pun.
"Sering kali orang tidak ingin bekerja keras untuk memperoleh informasi berimbang," imbuh dia.
Kunjungan Volin ke Indonesia turut didampingi lima delegasi dari media Rusia. Mereka ingin menjajaki kemungkinan bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia di bidang media.
Rabu esok rencananya mereka akan bertolak ke Bandung dan akan kembali ke Moskow pada Kamis malam. (ren)
[/vivamore]