Obama Kritik Retorika Netanyahu
- REUTERS/Abir Sultan/Pool
VIVA.co.id - Gedung Putih memperjelas kecemasannya atas kemenangan Benjamin Netanyahu dalam pemilu Israel, yang menggunakan retorika memecah belah jelang pemungutan suara, Selasa 17 Maret 2015 waktu setempat.
Laman The Guardian, Kamis 19 Maret, menyebut Presiden Amerika Serikat Barack Obama belum menghubungi Netanyahu untuk menyampaikan selamat atas kemenangan Partai Likud, Rabu 18 Maret.
Pengamat mengatakan Gedung Putih kini terpaksa mengevaluasi kembali kebijakannya untuk proses perdamaian Timur Tengah, setelah Netanyahu berjanji akan menjegal berdirinya negara Palestina.
Beberapa hari jelang pemilu, berbagai jajak pendapat memperlihatkan keunggulan kubu oposisi. Namun, retorika Netanyahu sehari sebelum pemilu, ternyata memperlihatkan kenyataan yang berbeda.
Itu memperlihatkan bahwa janji Netanyahu untuk membangun lebih banyak pemukiman Yahudi di Tepi Barat, serta tidak membiarkan adanya negara Palestina, ternyata memperoleh dukungan dari publik Israel.
Juru bicara Obama, Josh Earnest, menegaskan kembali keyakinan Obama pada solusi dua negara, serta mengecam keputusan Netanyahu untuk mendulang dukungan, dengan retorika yang memecah belah.
Pada pemilih Yahudi, Netanyahu memperingatkan tentang tingginya jumlah suara yang akan diperoleh parta-partai Arab, dalam usaha memicu sentimen pemilih Yahudi untuk mendukung Partai Likud.
"AS sangat prihatin tentang retorika, yang berusaha memarjinalisasi warga Arab di Israel," kata Earnest.
"Itu merendahkan nilai-nilai dan idealisme demokrasi, bagian penting dari apa yang menyatukan AS dan Israel," tambahnya. (asp)
![vivamore="Baca Juga :"]
[/vivamore]