Khawatir Tertular Ebola, Wapres Sierra Leone Dikarantina
Senin, 2 Maret 2015 - 13:28 WIB
Sumber :
- REUTERS/Harrison McClary
VIVA.co.id
- Wakil Presiden Sierra Leone, Sam Sumana, memutuskan untuk mengkarantina dirinya sendiri, karena khawatir tertular virus Ebola usai pengawalnya tewas akibat penyakit itu. Menurut sumber di sebuah rumah sakit, pengawal pribadi Sumana, John Koroma, meninggal akibat Ebola pada Jumat pekan lalu.
Kantor berita
Reuters
, Minggu, 1 Maret 2015 melansir Sumana akan dikarantina selama 21 hari. Selama dikarantina, dia akan bekerja dari kediamannya di bagian barat ibukota Freetown.
Ditemui di kediamannya, Sumana mengaku dalam keadaan baik dan tidak menunjukkan gejala sakit apa pun. Kendati dalam keadaan sehat, dia tidak ingin mengambil risiko.
"Saya yang memutuskan untuk ditempatkan dalam fasilitas karantina, karena saya tidak ingin mengambil risiko dan ingin menjadi contoh," ujar Sumana.
Selain Sumana, seluruh staf yang bekerja dengan dia juga akan ditempatkan dalam proses pengawasan. Siapa pun di antara mereka yang menunjukkan gejala sakit, maka akan dites.
Sementara, Presiden Ernest Bai Koroma, pada Sabtu kemarin memberlakukan aturan baru yaitu pelarangan berlayar dari tepi pantai dan membongkar muatan dari kendaraan komersial pada malam hari. Dia curiga kembali tingginya penyakit Ebola karena berasal dari aktivitas laut.
Oleh sebab itu, Pemerintah Sierra Leone akan memberlakukan patroli yang lebih ketat di bagian tepi pantai, dermaga dan titik pemeriksaan.
Penyakit Ebola kembali menghantui Sierra Leone. Pada pekan lalu, angkanya naik dari 18 kasus. Padahal sebelumnya 16 kasus.
Bai Koroma juga tengah meminta bantuan kepada organisasi Uni Eropa supaya penyakit tersebut bisa diatasi. Dia berangkat ke Brussel pada Minggu kemarin untuk menghadiri sebuah pertemuan internasional melawan Ebola dan mengukur kemampuan fasilitas yang dimiliki oleh negara yang terpapar virus.
Menurut data organisasi kesehatan dunia, WHO, total terdapat 9.300 orang tewas di kawasan Afrika Barat pada Desember 2013 akibat Ebola. Sementara, total lebih dari 23.500 kasus Ebola dilaporkan terjadi di Sierra Leone, Liberia dan Guinea. (ren)
Baca Juga :
Afrika Bersuara soal Ebola di KAA
Ditemui di kediamannya, Sumana mengaku dalam keadaan baik dan tidak menunjukkan gejala sakit apa pun. Kendati dalam keadaan sehat, dia tidak ingin mengambil risiko.
"Saya yang memutuskan untuk ditempatkan dalam fasilitas karantina, karena saya tidak ingin mengambil risiko dan ingin menjadi contoh," ujar Sumana.
Selain Sumana, seluruh staf yang bekerja dengan dia juga akan ditempatkan dalam proses pengawasan. Siapa pun di antara mereka yang menunjukkan gejala sakit, maka akan dites.
Sementara, Presiden Ernest Bai Koroma, pada Sabtu kemarin memberlakukan aturan baru yaitu pelarangan berlayar dari tepi pantai dan membongkar muatan dari kendaraan komersial pada malam hari. Dia curiga kembali tingginya penyakit Ebola karena berasal dari aktivitas laut.
Oleh sebab itu, Pemerintah Sierra Leone akan memberlakukan patroli yang lebih ketat di bagian tepi pantai, dermaga dan titik pemeriksaan.
Penyakit Ebola kembali menghantui Sierra Leone. Pada pekan lalu, angkanya naik dari 18 kasus. Padahal sebelumnya 16 kasus.
Bai Koroma juga tengah meminta bantuan kepada organisasi Uni Eropa supaya penyakit tersebut bisa diatasi. Dia berangkat ke Brussel pada Minggu kemarin untuk menghadiri sebuah pertemuan internasional melawan Ebola dan mengukur kemampuan fasilitas yang dimiliki oleh negara yang terpapar virus.
Menurut data organisasi kesehatan dunia, WHO, total terdapat 9.300 orang tewas di kawasan Afrika Barat pada Desember 2013 akibat Ebola. Sementara, total lebih dari 23.500 kasus Ebola dilaporkan terjadi di Sierra Leone, Liberia dan Guinea. (ren)
Â
Baca juga:Â
Baca Juga :
Remaja Cewek Ini Punya Cara Cepat Deteksi Ebola
Olive Hallisey memenangi Google Science Fair 2015.
VIVA.co.id
25 September 2015
Baca Juga :