Bintang Porno Ikut Terseret Perang Ukraina
VIVA.co.id - Perang antara pasukan Pemerintah Ukraina dan kelompok separatis, ikut menyeret nama aktris film dewasa, Marina Ann Hantzis. Semua itu bermula, dari cerita heroik seorang suster asal Rusia yang diunggah ke media sosial VKontakte di fanpage "Bantuan untuk Donbas".
Harian Australia, Sydney Morning Herald (SMH), Selasa waktu setempat, 24 Februari 2015, melansir suster tersebut diketahui bernama Sasha Serova, atau Sasha Grey. Tidak diketahui usia si perawat di laman tersebut.
Namun, tiba-tiba foto Hantzis muncul di media sosial itu dan disebut-sebut sebagai suster Rusia. Dalam kisah heroik itu, Serova digambarkan rela mengorbankan nyawa untuk mengobati korban luka perang Ukraina. Namun, Serova ditangkap oleh pasukan pemerintah Ukraina.
Lalu, dia dilecehkan di kamp militer dan dibunuh dengan cara dipenggal. Mengetahui fotonya digunakan untuk mendukung cerita propaganda, Hantzis pun menyayangkan tindakan itu.
Melalui akun Twitternya, wanita berusia 26 tahun itu menyebut cerita propaganda itu telah melewati batas.
"Saya mencintai fans saya asal Rusia, tetapi propaganda itu sudah keterlaluan," tulis Hantzis.
Menurut informasi, Hantzis menggunakan nama Sasha Grey sebagai nama panggungnya di beberapa film biru. Dia dilahirkan di Sacramento dan tinggal di California, Amerika Serikat.
Cerita di media sosial itu, kata Hantzis, keliru. Dia mengakui, memang pernah membintangi film porno berjudul Nurses yang berdurasi selama 197 menit. Namun, di film tersebut dia masih terlihat hidup dan tubuhnya tetap utuh.
Hantzis diketahui membintangi 171 film porno. Bahkan, beberapa di antaranya berhasil memenangkan penghargaan, antara lain Best Group Sex Scene di 2007 lalu, Best Oral Sex Scene di 2008, dan Best Anal Sex Scene di tahun 2010.
Harian Jerman, Die Welt, bahkan pernah menulis artikel mengenai Hantzis dengan judul "Gadis Paling Nakal di Dunia". Menurut artikel yang dipublikasikan pada 2013 itu, Hantzis telah pensiun dari kariernya sebagai bintang porno di usia 25 tahun.
Sementara itu, laman Aid for Donbas menjelaskan bantuan sangat dibutuhkan kini bagi penduduk di kota Donetsk dan Luhansk, sebab mereka menderita akibat terkena serangan udara. Laman itu juga mendukung anggota kelompok separatis yang berjuang bagi Novorussia. (asp)
Baca juga: