Militer Thailand Dituding Kekang Kebebasan Berekspresi
Senin, 2 Februari 2015 - 12:59 WIB
Sumber :
- REUTERS/Kim Kyung-Hoon
VIVA.co.id
- Sebuah forum media di Bangkok yang semestinya digelar pada Jumat, 30 Januari 2015, dibatalkan atas perintah Dewan Nasional untuk Perdamaian dan Ketertiban (NCPO), yang dibentuk militer Thailand saat melakukan kudeta pada 2014.
Dikutip dari siaran pers Aliansi Pers Asia Tenggara (SEAPA), Senin, 2 Februari 2015, disebutkan bahwa militer menilai acara itu dapat mengganggu upaya junta militer, untuk mengembalikan perdamaian dan ketertiban.
Baca Juga :
Ramalan Zodiak Kamis, 28 November 2024, Gemini: Gosip di Kantor Hanya Akan Membuat Anda Dalam Masalah
Perintah militer untuk membatalkan acara, terjadi di tengah meningkatnya kritik di media-media asing, tentang cara pemimpin junta militer Thailand menangani hukum dan rekonsiliasi nasional, serta proses reformasi.
Direktur Eksekutif SEAPA Gayathry Venkiteswaran mengatakan, dihentikannya acara peluncuran laporan sangat disayangkan, karena semestinya dapat menjadi awal yang bagus untuk reformasi media di Thailand.
Pada laporan FES disebutkan bahwa pemberlakukan undang-undang darurat dan kudeta militer pada 22 Mei 2014, memiliki dampak besar pada rendahnya nilai kebebasan pers dan kebebasan berekspresi di Thailand.
Simak Juga:
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Perintah militer untuk membatalkan acara, terjadi di tengah meningkatnya kritik di media-media asing, tentang cara pemimpin junta militer Thailand menangani hukum dan rekonsiliasi nasional, serta proses reformasi.