Pemimpin Eropa Akan Ikut Aksi Di Paris
Sabtu, 10 Januari 2015 - 16:35 WIB
Sumber :
- Reuters
VIVAnews
- Perdana Menteri (PM) Inggris David Cameron dan beberapa pemimpin Eropa lainnya, telah menerima undangan Presiden Prancis Francois Hollande untuk mengikuti aksi di Paris, Minggu, 11 Januari 2015.
Dilansir dari
New York Times
, Sabtu, 10 Januari 2015, Kanselir Jerman Angela Merkel, PM Spanyol Mariano Rajoy dan PM Finlandia Alexander Stuff, telah menulis di Twitter tentang rencana mereka untuk hadir dalam aksi persatuan.
Di Twitter, Cameron mengatakan aksi itu akan merayakan nilai-nilai di balik penyerangan Charlie Hebdo. Penyerangan di Paris, diawali dengan pembantaian 12 orang di kantor media Charlie Hebdo, yang diklaim sebagai aksi balas dendam.
Majalah satir Prancis itu kerap memuat karikatur yang menghina para pemimpin politik dan agama, termasuk Nabi Muhammad. Para pemimpin dunia, termasuk pemimpin Islam telah mengecam serangan di Paris.
Bagi sebagian publik Prancis dan negara-negara Barat, penyerangan Charlie Hebdo dianggap sebagai serangan terhadap kebebasan berbicara. Namun sejumlah pengkritik menyebut dunia Barat memperlihatkan sikap yang hipokrit.
Laman World Bulletin, Jumat, 9 Januari 2015, menyebut Charlie Hebdo pernah memecat kartunisnya yang dianggap memicu kebencian rasial, Maurice Sinet, karena menulis artikel yang mengolok-olok putra Nicolas Sarkozy karena menjadi penganut Yudaisme.
"Menghina putra Sarkozy dituduh anti-semit, sementara Charlie Hebdo menghina nabi Islam, Muhammad, disebut kebebasan berbicara," tulis World Bulletin. Sinet akhirnya dipecat karena menolak meminta maaf.
Baca Juga :
Keluarga Aylan Kurdi Kecam Charlie Hebdo
Di Twitter, Cameron mengatakan aksi itu akan merayakan nilai-nilai di balik penyerangan Charlie Hebdo. Penyerangan di Paris, diawali dengan pembantaian 12 orang di kantor media Charlie Hebdo, yang diklaim sebagai aksi balas dendam.
Majalah satir Prancis itu kerap memuat karikatur yang menghina para pemimpin politik dan agama, termasuk Nabi Muhammad. Para pemimpin dunia, termasuk pemimpin Islam telah mengecam serangan di Paris.
Bagi sebagian publik Prancis dan negara-negara Barat, penyerangan Charlie Hebdo dianggap sebagai serangan terhadap kebebasan berbicara. Namun sejumlah pengkritik menyebut dunia Barat memperlihatkan sikap yang hipokrit.
Laman World Bulletin, Jumat, 9 Januari 2015, menyebut Charlie Hebdo pernah memecat kartunisnya yang dianggap memicu kebencian rasial, Maurice Sinet, karena menulis artikel yang mengolok-olok putra Nicolas Sarkozy karena menjadi penganut Yudaisme.
"Menghina putra Sarkozy dituduh anti-semit, sementara Charlie Hebdo menghina nabi Islam, Muhammad, disebut kebebasan berbicara," tulis World Bulletin. Sinet akhirnya dipecat karena menolak meminta maaf.
I've accepted President Hollande's invitation to join the Unity Rally in Paris this Sunday - celebrating the values behind #CharlieHebdo.
— David Cameron (@David_Cameron) January 9, 2015
Baca Juga :
Ratu Rania Sindir Charlie Hebdo
Charlie Hebdo menggambar Aylan Kurdi dewasa sebagai pria yang cabul.
VIVA.co.id
17 Januari 2016
Baca Juga :