Pengakuan Eks Manajer Bandara Polandia soal Program Penyiksaan CIA

Area militer di Polandia
Sumber :
  • REUTERS/Kacper Pempel/Files

VIVAnews - Mantan manajer bandara Szymany di Polandia mengungkap bagaimana CIA membayarnya, untuk menggunakan landasan udara sebagai zona rendisi, terkait dengan program penyiksaan terhadap tersangka Al Qaeda.

Dilansir dari Daily Mail, Sabtu, 13 Desember 2014, Mariola Przewlocka menceritakan bagaimana CIA menerbangkan tersangka teroris ke Szymany, menuju lokasi rahasia yang dijadikan CIA sebagai penjara dengan kode "Detention Site Blue".

"CIA membayar saya untuk menggunakan landasan udara," kata Mariola. Dia mengaku terkejut, saat mengetahui bahwa beberapa sesi penyiksaan paling brutal, terjadi di dekat bandara yang terletak 100 mil dari Warsawa itu.

Biasanya tersangka didatangkan pada malam hari, menggunakan pesawat sipil milik perusahaan-perusahaan buatan CIA. Beberapa adalah tersangka bernilai tinggi, seperti Khalid Sheikh Mohammed, yang ditahan selama enam bulan.

Menurut penelusuran Daily Mail, pesawat jet eksekutif Gulfstream menurunkan Khalid di Polandia, kemudian bermalam di bandara Glasgow. Khalid kemudian dibawa ke lokasi, yang berada sekitar 13 mil dari bandara, di mana mereka akan disiksa.

Ketika itu, Mariola mengaku mulai menyadari aktivitas mencurigakan, yang memunculkan dugaan adanya operasi rahasia. Tapi dia menyebut tidak menduga, bahwa bandara tengah digunakan untuk program rendisi.

Mariola yang kini berusia 57 tahun, mengatakan curiga setelah adanya peningkatan jumlah penerbangan pada akhir 2002. Pada satu kesempatan, direktur bandara mengatakan ada penerbangan khusus yang akan tiba di bandara, dan harus diberikan izin mendarat.

Saat itu dia menjawab bahwa tidak mungkin memberi izin pendaratan karena landasan tertimbun salju tebal. Namun direktur bandara memintanya tidak memikirkan hal itu, dan membawa kontraktor luar untuk membersihkan landasan.

"Berapa pun biayanya, kita akan bayar," kata direktur bandara. Saat mendarat, ternyata itu adalah pesawat jet eksekutif Gulfstream, yang tidak pernah dilihat Mariola sebelumnya di Szymany. Petugas bea cukai juga diperintahkan pulang hari itu.

Dua kendaraan militer dari pangkalan intelijen Polandia di Stare Kiejkuty, kemudian mendekati pesawat. Setelah beberapa menit, kendaraan militer itu kemudian keluar melalui pintu gerbang utama.

OJK Sudah Cabut 12 Izin Usaha Lembaga Keuangan Mikro Sepanjang 2024

"Kami tidak dapat melihat apa yang terjadi," katanya.

Menurut Mariola, seorang pejabat sipil Polandia yang selalu bertanggungjawab, untuk menarik biaya pendaratan yang dibayar secara tunai. "Mereka membayar enam kali dari tarif normal. Kami diperintahkan untuk menjauh dan tidak bertanya," ucapnya.

Tarif normal pendaratan bagi pesawat sipil sebesar £380, sementara CIA membayar £2.300. Pada 22 September 2003, sebuah Boeing 737 dibolehkan mendarat di Syzmany, walau landasan tidak layak untuk pesawat sebesar itu.

Berdasarkan jadwal penerbangan, Boeing 737 itu terbang dari Kabul dan akan mengisi bahan bakar di bandara sipil utama di Warsawa, sebelum meneruskan perjalanan ke Guantanamo Bay. "Itu aneh, karena Warsawa hanya 100 mil lagi," kata Mariola.

"Kami semestinya tidak menerima pesawat itu, di mana bahkan tidak ada petugas pemadam kebakaran yang sedang bertugas, dan itu melanggar hukum. Tapi kami tidak mendapat pilihan. Saya melihat beberapa Boeing 737 lain setelah itu," tambahnya.

Laporan Komisi Intelijen Senat Amerika Serikat (AS), tentang program interogasi CIA terhadap tersangka Al-Qaeda, mengungkap bahwa otoritas Polandia sebelumnya menolak, untuk membiarkan Khalid dibawa ke Polandia.

Tapi sikap itu berubah, setelah Duta Besar AS secara personal mengintervensi pemerintah di Warsawa. CIA mengirimkan uang tunai sebesar US$15 juta, setelah pejabat Polandia memberi jaminan pada AS, bahwa mereka akan lebih fleksibel. (ms)

Baca juga: