Abu Sayyaf Ancam Eksekusi Dokter Jerman Sore Ini
Jumat, 17 Oktober 2014 - 13:32 WIB
Sumber :
- Reuters
VIVAnews
- Kelompok pemberontak Filipina Abu Sayyaf, Jumat 17 Oktober, memberikan batas waktu hingga pukul 17.00 waktu setempat atau 16.00 WIB untuk pembebasan seorang dokter Jerman Stefan Okonek dengan membayar tebusan sebesar USD 5,6 juta atau sekitar Rp 68,7 miliar.
DIlansir oleh Aljazeera , kelompok pemberontak muslim yang telah menyatakan dukungan pada militan ISIS itu mengumumkan melalui stasiun radio di kota Zamboanga, bahwa mereka akan membunuh Okonek jika tuntutan mereka tidak dipenuhi.
Baca Juga :
K3 MPR RI Pertimbangkan Amandemen UUD 1945: Pastikan Usulan Amandemen Mencerminkan Kebutuhan Masyarakat
Baca Juga :
DeepSeek Bak Pedang Bermata Dua
DIlansir oleh Aljazeera , kelompok pemberontak muslim yang telah menyatakan dukungan pada militan ISIS itu mengumumkan melalui stasiun radio di kota Zamboanga, bahwa mereka akan membunuh Okonek jika tuntutan mereka tidak dipenuhi.
Okonek yang berusia 71 tahun disandera bersama rekannya, Henrite Dielen yang juga warga negara Jerman, pada April lalu, saat kapal pesiar mereka rusak dekat pulau Palawan saat melakukan perjalanan ke Sabah, Malaysia.
Mereka ditahan di pulau Jolo yang merupakan basis Abu Sayyaf di Filipina selatan. Sebuah rekaman video yang dirilis, Rabu 14 Oktober, memperlihatkan Okonek ditahan pada sebuah lubang yang disebut akan menjadi kuburannya jika tebusan tidak dibayarkan.
Abu Sayyaf juga menuntut Jerman menghentikan dukungannya untuk serangan udara Amerika Serikat (AS) terhadap ISIS di Suriah dan Irak. "Mereka bilang akan membunuh Saya, Jumat," kata Okonek dalam wawancara dengan radio.
Okonek mengatakan dirinya didorong ke dalam sebuah lubang besar sedalam tiga hingga lima meter, yang disebut penyanderanya akan menjadi kuburan bagi dirinya. Dia menyampaikan harapan untuk bisa bebas.
"Tapi Saya belum melihat siapa pun dari pemerintah (Jerman) untuk berusaha membebaskan kami," kata Okonek. Dia mengaku turun berat badannya karena tidak cukup makan dan 10 orang bersenjata mengawasinya selama 24 jam sehari. (adi)
Halaman Selanjutnya
Okonek yang berusia 71 tahun disandera bersama rekannya, Henrite Dielen yang juga warga negara Jerman, pada April lalu, saat kapal pesiar mereka rusak dekat pulau Palawan saat melakukan perjalanan ke Sabah, Malaysia.