Mayang Prasetyo Operasi Plastik Sejak 2009
VIVAnews - Bernama asli Febri Andriansyah, Mayang Prasetyo sudah merasa berbeda dari laki-laki lainnya, sejak usia dini. Sejak kecil, Febri merasa dia adalah perempuan yang terperangkap di tubuh laki-laki.
Ditemui Fairfax Media di kediamannya di Lampung, Nining Sukarni (45) menceritakan awal mula metamorfosis anak sulungnya itu. Suatu hari, Febri datang kepadanya dan meminta doa.
Sambil memegang tangan Nining, Febri mengaku ingin menjalani operasi plastik pergantian jenis kelamin. "Saya katakan padanya, saya akan berdoa untuk dia," kata Nining, seperti dikutip dari laman Brisbanetimes edisi 8 Oktober 2014.
Operasi pertama Mayang dilaksanakan tanggal 19 Maret 2009 di Thailand.
Anggota tubuh yang pertama kali ingin diubah Mayang ada bagian payudara.
Namun, Nining tidak menjelaskan lebih detail soal operasi selanjutnya yang dijalani Mayang.
Bagi keluarga, Mayang merupakan tulang punggung. Kerap, dia mengirim uang untuk Nining dan dua adiknya yang masih berusia 15 dan 18 tahun.
Saat ditanya nasib mereka ke depan tanpa Mayang, Nining menjawab lemah, "Saya tidak tahu."
Nining pun tak tahu betul, pekerjaan apa yang dilakoni Mayang selama merantau dan tinggal Australia hingga dia bisa kirim uang. Dia malah baru tahu Mayang bekerja di kapal pesiar setelah kematiannya ramai diberitakan media massa. "Dia pernah bilang punya pet shop di Bali," kata Nining.
Di Facebook, Mayang mencantumkan di profile bahwa dia mantan pegawai kabaret show berbasis di Melbourne, Le Femme Garcon. Namun, pemilik kabaret ini mengaku kepada Fairfax Media, Mayang tidak bekerja di sana.Â
Tahu dari tetangga
Nining mendapat kabar duka kematian Mayang dari tetangga sekaligus teman Mayang, Minggu malam. Tiga hari setelah dia mendapat pesan terakhir dari anaknya. "Dia (tetangga) mengatakan, 'Bu yang kuat ya, Febri sudah meninggal'," kata Nining.
Nining yang syok, lalu menanyakan pada sang pembawa kabar, bagaimana Mayang bisa meninggal. "Karena saya tahu dia (Mayang) tidak sakit," kata dia.
Selain itu, Nining dan Mayang masih berkomunikasi lewat telepon, lima hari sebelumnya. Bahkan, Mayang masih sempat menanyakan kabar orang-orang di rumah lewat pesan teks, setelahnya. Namun, tetangga itu tak tahu apa yang menimpa temannya, Mayang.Â
Telepon dari Kedutaan Indonesia, Senin pagi, menguatkan kabar buruk itu. Sekarang, Nining hanya ingin jasad anaknya dipulangkan agar dimakamkan di kampung halaman.
Dia juga tidak berencana ke Australia. "Saya akan menunggu di sini saja. Saya minta pemerintah Indonesia membawa jasad anak saya, secepatnya. Saya akan memakamkan dia di sini."
Baca juga: