Ebola Sudah Tiba di Spanyol
- REUTERS/Sergio Perez
VIVAnews - Seorang perawat di Spanyol menjadi orang pertama yang terinfeksi Ebola di luar Afrika, Senin 6 Oktober waktu setempat. Keraguan muncul atas langkah-langkah yang dilakukan di Spanyol untuk mengendalikan potensi penyebaran virus mematikan itu.
Kantor berita Reuters, Selasa 7 Oktober 2014, menyebut perawat itu terinfeksi, setelah merawat dua pastor yang terinfeksi Ebola di Afrika dan dirawat di Spanyol. Sekitar 30 orang pekerja medis yang diketahui melakukan kontak dengan perawat itu kini tengah diawasi.
Kedua pastor yang terinfeksi Ebola meninggal tidak lama, setelah tiba di Spanyol. Pejabat Spanyol, mengatakan masih mencari tahu bagaimana perawat, yang hanya disebut telah menikah tapi tidak memiliki anak itu bisa terinfeksi.
"Saat ini, kami menyelidiki bagaimana dapat tertular," kata Antionio Alemany, kepala pusat layanan kesehatan Madrid. Perawat yang terinfeksi terlibat dalam tim spesialis yang merawat pastor Manuel Garcia Viejo di rumah sakit Carlos III.
Pastor itu terinfeksi Ebola di Sierra Leone, pada 21 September dan meninggal empat hari kemudian. Viejo dirawat dalam ruang isolasi dengan protokol yang ketat untuk melindungi pekerja medis dan pasien lain di rumah sakit itu.
Sehingga, terinfeksinya seorang perawat memunculkan pertanyaan serius. Perawat yang terinfeksi itu juga tercatat hanya dua kali memasuki ruang perawatan Viejo. Perawat itu kemudian libur, setelah kematian Viejo pada 25 September lalu.
Pada 30 September 2014, perawat itu mulai menunjukkan gejala infeksi. "Kami mulai mempelajari semua kontak yang dilakukan pasien sejak dia mulai menunjukkan gejala (infeksi), termasuk para pekerja medis yang merawatnya," kata Alemany.
Alemany menambahkan, suami perawat itu juga dalam pengawasan. Para ilmuwan yang melacak epidemi Ebola di Afrika Barat, memprediksi tingginya risiko penyebaran Ebola ke Eropa.
Ebola memiliki masa inkubasi yang panjang hingga 21 hari, artinya orang-orang yang tertular dapat tidak menyadari dirinya terinfeksi hingga tubuhnya menunjukkan gejala.
Ahli virus Benjamin Neuman dari Universitas Reading, mengatakan pekerja kesehatan tetap menghadapi resiko dalam merawat pasien Ebola, sekali pun telah menggunakan pelindung yang lengkap.
"Perawat menghadapi masalah, karena pasien mengeluarkan cairan melalui kotoran dan muntah. Cairan tubuh itu dapat mengandung jutaan virus Ebola dan hanya butuh satu untuk membuat orang lain tertular," kata Neuman. (asp)