Pasien Ebola AS Belum Dapat Pengobatan

Pekerja kesehatan mengenakan pakaian khusus di Dallas, 5 Oktober.
Sumber :
  • REUTERS/Jim Young

VIVAnews - Pasien pertama Ebola di Amerika Serikat (AS) kini dalam kondisi kritis di rumah sakit Dallas dan belum menjalani pengobatan. Demikian disampaikan seorang pejabat kesehatan yang dikutip Reuters, Senin, 6 Oktober 2014.

Vaksin Baru Diklaim 100 Persen Efektif Lawan Ebola

Thomas Eric Duncan terpapar virus Ebola di Liberia dan menunjukkan gejala terinfeksi virus mematikan itu saat berkunjung ke Dallas. Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular (CDC) Thomas Frieden mengakui Duncan dalam kondisi kritis.

Frieden juga mengatakan pasien tidak menerima ZMapp, karena obat eksperimen itu disebut telah habis dan tidak akan tersedia dalam waktu dekat. Sementara itu, untuk obat eksperimen yang dibuat perusahaan Kanada, Frieden menyebut pasien suit menerimanya.

Vaksin Ebola Tekmira Sembuhkan Kera dalam 28 Hari

Keputusan untuk memberikan obat dari Kanada pada pasien, akan dibuat oleh dokter dan anggota keluarganya. "Itu tergantung pada dokter yang merawatnya, si pasien dan keluarganya tentang perawatan yang akan dijalani," kata Frieden.

Kasus Duncan memicu kekhawatiran penyebaran Ebola, walau pejabat kesehatan AS menjamin penyebaran Ebola tidak akan terjadi dengan kesiapan dan kemampuan yang dimiliki sistem kesehatan AS.

Afrika Bersuara soal Ebola di KAA

Namun, pada kasus Duncan terungkap bahwa sebelumnya pihak rumah sakit salah melakukan diagnosa. Setelah memeriksakan diri, Duncan diperbolehkan pulang dan hanya diberikan antibiotik.

Pejabat kesehatan AS kini mengawasi 10 orang yang dikarantina dengan status risiko tinggi, karena pernah melakukan kontak dengan Duncan. Sementara itu, 38 orang lainnya diobservasi dengan status potensi melakukan kontak.

Total sebanyak 114 orang masuk dalam daftar mereka yang pernah melakukan kontak dengan Duncan. Sementara itu, negara bagian Nebraska dilaporkan tengah bersiap menerima warga AS yang terinfeksi Ebola di Liberia.

Juru bicara Pusat Medis Nebraska Taylor Wilson, menyebut pasien adalah seorang pria, tapi menolak memberikan informasi lebih lengkap. Tapi, dari laporan sebelumnya diketahui pasien adalah seorang kameramen yang bekerja untuk NBC News, Ashoka Mukpo.

Direktur Institut Nasional untuk Penyakit Menular dan Alergi, Anthony Fauci, mengatakan, AS tidak berencana untuk menerapkan pembatasan penerbangan dari negara-negara yang dilanda wabah Ebola. Menutup pintu, menurut dia, hanya akan membuat masalah menjadi jauh lebih buruk. (art)
Remaja penemu deteksi cepat virus Ebola

Remaja Cewek Ini Punya Cara Cepat Deteksi Ebola

Olive Hallisey memenangi Google Science Fair 2015.

img_title
VIVA.co.id
25 September 2015