Kisah Pemuda Lampung yang Terpilih Jadi Perawat Lansia di Jepang

Perawat ke Jepang
Sumber :
  • VIVAnews/ Santi Dewi
VIVAnews - Tidak pernah terlintas sebelumnya di pikiran Yudi Kesuma, bahwa dia akan menjalani profesi sebagai seorang perawat. Di mata Yudi, profesi perawat dia lihat identik dikerjakan oleh kaum wanita. 
Urusan Kecil, Masalah Besar: Waspada Kloset dan Urinoar yang Tak Ramah Syariat

Hal itu diungkap Yudi saat berbincang dengan VIVAnews usai prosesi pelepasan tenaga kandidat perawat di kediaman Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Yoshinori Katori,  di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa 25 Juni 2013. Yudi bercerita dia sudah mengetahui soal program ini namun masih belum berminat untuk ikut. 
Seru! Gelaran Event Komunitas Tongkrongan MLBB Bakal Hadir di 3 Kota Jawa Timur

"Saat lulus kuliah tahun 2008 kemarin, saya sudah tahu program ini dari seorang teman. Namun belum berminat ikut. Baru setelah saya pindah kerja di kawasan industri di Karawang, saya tertarik untuk tahu lebih jauh," ungkap alumni D3 Keperawatan STIKES Tanjung Karang, Lampung itu. 
Terbaik di Dunia, BRCC Indonesia Siap Terus Tingkatkan Kualitas Pendidikan di Indonesia

Yudi mengaku akhirnya jadi tertarik karena di perusahaan tempatnya bekerja, banyak perusahaan Jepang berlokasi di Karawang. Lalu, dia mendengar banyak karyawan di perusahaan tersebut yang mengikuti program magang ke negeri Sakura. 

Yudi kemudian kembali mencari informasi mengenai program pengiriman tenaga perawat ini dan gembira saat tahu program ini masih berjalan. Sayangnya saat dia mengundurkan diri dan ikut melamar di tahun 2011, Yudi gagal. 

"Saat itu saya gagal proses matching. Di tahun 2011, saya ikut melamar untuk posisi sebagai perawat di rumah sakit (RS), tapi tidak berhasil tembus," kata Yudi. 

Melalui proses matching, tiap kandidat diwajibkan untuk memilih 10 RS dan panti jompo tempat mereka akan bekerja nanti. Setelah semua berkas dikirimkan, pihak RS dan panti jompo itu akan menyeleksi dan menilai apakah kandidat tersebut sesuai dengan kebutuhan dan kualifikasi mereka. 

"Jadi seperti memilih jodoh. Apabila nanti ada lebih dari satu RS atau panti jompo yang memilih kandidat sama, maka keputusan akhir ada di tangan kandidat tersebut," kata Yudi. 

Gagal di proses matching tahun 2011, tahun ini Yudi memilih bekerja sebagai perawat lansia atau care giver dan sukses menembus proses tersebut di tahun ini. Kini dia bersiap untuk ditempatkan di sebuah panti di Yokohama. 

Alasan Yudi lebih memilih bekerja di Yokohama, karena faktor akses lokasi tempat kerja, adanya fasilitas untuk belajar yang mendukung dan tentu gaji. Selain itu, profesi care giver saat ini sangat dibutuhkan di negeri Sakura. 

Gaji yang ditawarkan untuk profesi ini pun sangat menggiurkan yakni sekitar Rp15 juta-Rp20 juta. Jatah bekerja pun sama seperti aturan yang berlaku di Indonesia, terdapat sembilan hari libur dalam sebulan. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya