Siap Ajak Dialog Ali Khamenei, Trump Ingin Iran Setop Program Nuklir

VIVA Militer: Presiden Amerika Serikat, Donald Trump
Sumber :
  • Agence France-Presse (AFP)

Washington, VIVA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berupaya menjalin komunikasi dengan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. Trump ingin menjalin kesepakatan terkait program nuklir untuk menghindari aksi militer.

Trump Sebut Akan Banyak Negara Arab Bangun Hubungan Normalisasi dengan Israel

Demikian keinginan Trump disampaikan oleh utusan khusus AS Steve Witkoff pada Minggu, 23 Maret 2025.

"Kita tidak perlu menyelesaikan semuanya secara militer," kata Witkoff, dikutip dari ANews, Senin 24 Maret 2025.

Bursa Asia Semringah Seiring Harapan Donald Trump Melonggarkan Tarif Impor

Witkoff menuturkan AS siap duduk bareng berdialog dengan Iran terkait polemik nuklir. "Sinyal kami kepada Iran adalah mari kita duduk bersama dan melihat apakah kita bisa, melalui dialog, melalui diplomasi, mencapai titik yang tepat," jelas Witkoff.

"Jika kita bisa, kita siap melakukannya. Dan, jika kita tidak bisa, alternatifnya bukanlah alternatif yang bagus," lanjut Witkoff.

Obrolan Grup Rahasia Pejabat AS Bocor, Rencana Trump Serang Houthi Tersebar

VIVA Militer: Pemimpin revolusi Iran, Ayatollah Ali Khamenei

Photo :
  • Khamenei.ir

Sebelumnya, Trump mengatakan awal bulan sudah mengirim surat yang ditujukan kepada Khamenei. Ia mengatakan ada dua cara untuk menangani Iran, baik secara militer, atau membuat kesepakatan.

Namun, Khamenei menolak tawaran AS untuk berunding. Alasannya karena tawaran Trump dinilai sebagai tipuan.

Khamenei mengatakan bernegosiasi dengan pemerintahan Trump akan mempererat ikatan sanksi dan meningkatkan tekanan terhadap Iran.

Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi, mengatakan pada Kamis, 20 Maret 2025, bahwa Teheran akan segera membalas ancaman dari surat tersebut.

Abbas menyampaikan bahwa pembicaraan dengan AS tidak mungkin dilakukan. Hal itu terkecuali Washington mengubah kebijakan dalam menekan Teheran.

Adapun dalam kesempatan terpisah saat berbicara di CBS News, penasihat keamanan nasional Gedung Putih, Mike Waltz, mengatakan AS mengupayakan pembongkaran penuh program nuklir Iran.

"Iran harus menghentikan programnya dengan cara yang dapat dilihat seluruh dunia," katanya.

Waltz menuturkan sesuai omongan Presiden Trump, desakan agar Iran menghentikan pengembangan senjata nuklir terus dilakukan.

"Semua opsi tersedia dan sudah waktunya bagi Iran untuk sepenuhnya meninggalkan keinginannya untuk memiliki senjata nuklir."

Sementara, otoritas Teheran sudah lama mengatakan program Nuklir hanya untuk tujuan damai.

Kepala pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Rafael Grossi sempat mengatakan bahwa waktu hampir habis untuk mencapai kesepakatan untuk mengendalikan program nuklir Iran. Hal itu karena Teheran terus mempercepat pengayaan uraniumnya hingga mendekati tingkat senjata.

Trump pun sejauh ini terbuka untuk berdialog dengan perjanjian nuklir dengan Teheran. Ia juga sudah berkampanye dalam periode masa jabatannya sebagai presiden AS termasuk mendorong sanksi Iran terkait ekspor minyak.

AS sudah mengeluarkan empat putaran sanksi terhadap penjualan minyak Iran sejak Trump kembali ke Gedung Putih pada 20 Januari.


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya