Islamofobia Meningkat di Uni Eropa Gara-gara Israel

Islamofobiaaaaaaaaaaaaaaaa
Sumber :
  • MoroccoWorldNews

Uni Eropa, VIVA – Koordinator Komisi Eropa untuk memerangi kebencian anti-Muslim mengatakan bahwa serangan Israel di Jalur Gaza telah berkontribusi terhadap kebangkitan Islamofobia di Eropa dalam beberapa tahun terakhir.

Lima Staf PBB Tewas dalam Serangan Brutal Israel di Jalur Gaza

Marion Lalisse juga memperingatkan agar tidak terjadi normalisasi kebencian anti-Muslim di Eropa.

"Kebencian anti-Muslim dan bentuk-bentuk rasisme dan diskriminasi lainnya sayangnya dinormalisasi dalam wacana yang dapat memberikan rasa impunitas kepada para pelaku kebencian," kata Lalisse, dikutip dari ANews, Jumat 21 Maret 2025.

Gus Falah Dukung Sikap Tegas Puan, Minta Pemerintah Tindak Lanjuti Serangan Israel ke Gaza

"Lingkungan terpolarisasi yang kita hadapi, terutama sejak 7 Oktober, telah memberikan konsekuensi konkret pada tingkat kebencian yang memengaruhi beberapa kelompok dalam masyarakat, termasuk Muslim dan Yahudi serta orang-orang yang dianggap demikian," tambahnya.

Lalisse mencatat bahwa stereotip yang memengaruhi umat Muslim berkembang setelah 7 Oktober.

Kepala Pemerintahan hingga Mendagri Hamas Tewas Kena Rudal Israel

"Seperti setelah serangan teroris besar sebelumnya yang dilakukan oleh pelaku Muslim, kita dapat mengamati peningkatan kebencian anti-Muslim, sebagian karena pencampuran Islam dan Muslim dengan terorisme atau ekstremisme dalam pikiran sebagian orang. Perlu diingat bahwa kebencian anti-Muslim memengaruhi individu, terlepas dari keyakinan mereka yang sebenarnya atau tidak. Penting untuk bekerja membangun kembali dan memperkuat jembatan antara komunitas dan warga negara," ujar Lalisse.

Dia pun mengakui bahwa sejak menjabat 1 Februari 2023, ia telah mengadvokasi pengakuan kebencian anti-Muslim, kebijakan yang lebih berbasis bukti, dan peningkatan kesadaran yang besar.

"Saya telah bekerja dengan Badan Hak Asasi Fundamental untuk persiapan dan penerbitan laporan 'Menjadi Muslim di UE.' Komisi telah mendanai laporan penting tentang 'Kerangka hukum untuk memerangi kebencian anti-Muslim di Uni Eropa' dari jaringan pakar hukum Eropa dalam kesetaraan gender dan nondiskriminasi, yang diterbitkan pada awal tahun 2025. Saya juga memastikan bahwa strategi masa depan melawan rasisme berkontribusi untuk memerangi kebencian anti-Muslim."

Selain itu, ia juga telah memimpin dialog dengan negara-negara anggota UE.

"Bersama dengan Dewan Eropa, saya telah menyelenggarakan pertemuan koordinasi pertama di Strasbourg pada tanggal 14-15 Maret 2024, untuk memperingati Hari Internasional Melawan Islamofobia. Bersama dengan rekan-rekan saya, kami telah mengeluarkan pernyataan bersama pada tanggal 29/11/2023, setelah tanggal 7 Oktober," katanya.

"Bersama dengan Kementerian Dalam Negeri Belanda, saya telah menyelenggarakan pertemuan bersama dengan Kementerian Dalam Negeri dan kepolisian di Den Haag. Bersama dengan Equinet, jaringan badan-badan Kesetaraan, pada tahun 2024, saya juga mengumpulkan badan-badan Kesetaraan dari seluruh Eropa untuk membahas kebencian anti-Muslim." 

Lalisse pun mendorong terciptanya ruang digital yang lebih aman.

"Saya telah berupaya menjadikan internet sebagai tempat yang lebih aman bagi umat Muslim. Saya telah bekerja sama dengan Negara Anggota dan pelaku lain untuk memastikan bahwa Undang-Undang Layanan Digital diterapkan dengan cara yang dapat menanggulangi kebencian anti-Muslim dan berbagai bentuk kebencian lainnya."

Ia mengutip data dari Badan Hak Asasi Fundamental Uni Eropa untuk menyoroti besarnya masalah tersebut.

"Laporan Badan Hak Asasi Fundamental Uni Eropa, 'Menjadi Muslim di Uni Eropa', yang dirilis pada Oktober 2024, menunjukkan bahwa hampir setengah dari responden Muslim, 47 persen mengalami diskriminasi rasial dalam lima tahun sebelum survei dan lebih dari sepertiga (35 persen), pada tahun sebelum survei," paparnya.

"Beritahu MAMA UK, sebuah organisasi masyarakat sipil, mencatat jumlah kasus kebencian Anti-Muslim daring dan jalanan tertinggi pada tahun 2024 dibandingkan dengan tahun mana pun sejak didirikan pada tahun 2011," ungkapnya.

Karena Hari Internasional Melawan Islamofobia kembali jatuh pada bulan suci Ramadan, Lalisse menyampaikan ucapan selamat kepada komunitas Muslim.

"Saya ingin menyampaikan ucapan selamat pada kesempatan Ramadan. Saya ingin menegaskan kembali kepada umat Muslim bahwa mereka adalah bagian integral dari Eropa dan bahwa mereka berkontribusi untuk menjadikan Eropa beragam dan semarak."

Ia juga mendorong individu untuk melaporkan insiden pelecehan dan diskriminasi.

"Seperti yang ditunjukkan oleh laporan baru-baru ini, sangat sedikit Muslim yang melaporkan insiden pelecehan atau diskriminasi. Saya ingin memberi tahu umat Muslim bahwa suara dan laporan mereka penting. Dengan cara yang sama, melaporkan ujaran kebencian daring sangat penting. Jika tidak, kebencian anti-Muslim akan tetap berada di bawah radar dan tidak terdokumentasi," pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya