Delegasi Amerika Serikat-Ukraina akan Bahas Perjanjian Perdamaian di Arab Saudi

Ilustrasi Kota Arab Saudi (Doc: Alarabiya)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Natania Longdong

Washington, VIVA - Delegasi Amerika Serikat (AS) akan bertolak ke Arab Saudi guna bertemu perwakilan Ukraina untuk membahas potensi kesepakatan damai pekan depan. Adapun, salah satunya yang dirundingkan yaitu gencatan senjata.

Tak Bisa Kabur, Pasukan Ukraina di Kursk Barat Sudah Terkepung

"Menteri (Luar Negeri Marco) Rubio, saya, dan delegasi Ukraina akan bertemu di Arab Saudi pekan depan untuk mengembalikan perundingan ke jalurnya, menegakkan gencatan senjata, dan mendorong terciptanya perdamaian," kata Penasihat Keamanan Nasional AS Mike Waltz di Ruang Oval, bersama Presiden Donald Trump dikutip pada Sabtu, 8 Maret 2025.

VIVA Militer: Ilustrasi kematian prajurit Amerika Serikat (AS)

Photo :
  • Defense Visual Information Distribution Service
Gara-gara Salah Jatuhkan Bom, 2 Pilot Tempur Korsel Diringkus Polisi Militer

Waltz mengatakan Trump telah sangat tegas kepada semua pihak bahwa pertempuran harus dihentikan.

"Kami akan menjalankan diplomasi perantara dan terus menggunakan kepemimpinan, serta pengaruh yang kami miliki untuk membawa kedua pihak ke meja perundingan. Ini tidak akan mudah," ujarnya.

Pembebasan WN India Tersangka Penggelapan Perusahaan Arab Dinilai Rusak Iklim Investasi

Di samping itu, Waltz juga mengumumkan bahwa Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Mark Rutte akan datang ke AS pekan depan.

Pada 12 Februari, Trump mengadakan panggilan telepon selama satu setengah jam dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, yang diikuti dengan pertemuan antara delegasi kedua negara di Ibu Kota Arab Saudi, Riyadh, pada 18 Februari, untuk membahas normalisasi hubungan bilateral dan mengakhiri konflik yang sedang berlangsung.

Dalam upayanya mencapai kesepakatan damai, Trump mengatakan berurusan dengan Ukraina bukan hal yang mudah. Menurut Trump, dalam hal mencapai kesepakatan akhir, mungkin lebih mudah bernegosiasi dengan Rusia, yang menurutnya mengejutkan karena memiliki semua kartu truf.

"Saya pikir kami berjalan dengan baik bersama Rusia, tetapi saat ini mereka sedang membombardir Ukraina habis-habisan, dan saya merasa terus terang, lebih sulit untuk berurusan dengan Ukraina. Mereka tidak memiliki posisi tawar yang kuat," katanya.

Presiden AS itu kembali menegaskan keinginannya untuk menyelesaikan perang. "Soal keamanan, itu bagian yang mudah. Bagian yang sulit adalah menyelesaikan masalah ini (jaminan keamanan)," katanya ketika ditanya tentang jaminan keamanan bagi Ukraina.

"Saya juga ingin melihat apakah kita bisa menghentikan pembayaran besar-besaran dari Amerika Serikat. Maksud saya, Biden menghamburkan uang seperti air. Sementara Eropa memberikannya dalam bentuk pinjaman. Mereka mendapatkan uang mereka kembali. Kita tidak. Itulah mengapa kami mengusulkan kesepakatan mineral langka," katanya.(Ant)

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Marco Rubio

AS Rilis Sejumlah Bantuan Militer yang Diberikan ke Ukraina, Ini Daftarnya

Amerika Serikat berpandangan bahwa konflik antara Ukraina dan Rusia tidak dapat dipertahankan dan harus diakhiri.

img_title
VIVA.co.id
13 Maret 2025