Musuh Bebuyutan, Pemimpin Tertinggi Iran Serukan 'Matilah Amerika!'

VIVA Militer: Ayatollah Ali Khamenei
Sumber :
  • indiatoday.in

Teheran, VIVA – Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei, meneriakan kalimat 'Matilah Amerika' dalam pidatonya. Pemimpin Iran itu juga menyatakan bahwa Gaza akan mengalahkan kekuatan militer seperti Israel dan Amerika Serikat.

Dalam pidatonya saat bertemu dengan para peserta Kompetisi Al-Quran Internasional ke-41, Khamenei menyoroti bahwa rakyat Iran berani menyatakan bahwa AS adalah agresor.

"Amerika adalah agresor dan pembohong. Matilah Amerika," teriak Khamenei, dikutip dari Middle East Monitor, Selasa 4 Februari 2025.

VIVA Militer: Pemimpin revolusi Iran, Ayatollah Ali Khamenei

Photo :
  • The Times of Israel

Pernyataan Khamenei muncul saat perlawanan Palestina di Gaza memaksa pendudukan Israel untuk menandatangani gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan, meskipun agresi Israel selama 15 bulan didukung secara militer dan politik oleh Amerika Serikat.

Sebagai informasi, Konflik antara Amerika Serikat dan Iran adalah salah satu yang sangat kompleks dan telah berlangsung selama beberapa dekade. 

Ketegangan semakin meningkat pada 2020 setelah serangan udara AS yang menewaskan Jenderal Qasem Soleimani, komandan pasukan Quds Iran.

VIVA Militer: Ilustrasi perseteruan antara Amerika Serikat (AS) dengan Iran

Photo :
  • WGBH
Gara-gara Salah Jatuhkan Bom, 2 Pilot Tempur Korsel Diringkus Polisi Militer

Pembunuhan ini memicu ancaman balasan dari Iran dan kekhawatiran akan terjadinya konflik besar. Hingga saat ini, meskipun ada upaya diplomatik, ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran terus berlanjut, dengan fokus pada masalah nuklir, kebijakan luar negeri, dan dukungan terhadap kelompok-kelompok yang memiliki pandangan politik yang bertentangan.

Dibuka Menghijau, IHSG Bakal Lanjut Menguat Seiring Kenaikan Bursa Asia-Pasifik
VIVA Militer: Presiden Amerika Serikat, Donald Trump

Daftar 43 Negara yang Dilarang Masuk AS di Bawah Kebijakan Baru Trump

Pemerintahan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, sedang mempertimbangkan kebijakan baru terkait larangan perjalanan yang bisa berdampak pada warga dari 43 negara.

img_title
VIVA.co.id
16 Maret 2025