Lebih dari 423 Ribu Warga Palestina Pindah ke Gaza Utara, Situasi Kemanusiaan Memburuk

Lebih dari 423 Ribu Warga Palestina Pindah ke Gaza Utara
Sumber :
  • Anadolu Ajansi

Gaza, VIVA – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan bahwa hampir 430.000 warga Palestina telah berpindah dari Gaza selatan ke Gaza utara sejak Senin, 27 Januari 2025. Perpindahan besar ini terjadi setelah dibukanya dua jalur utama, yaitu Jalan Salah ad-Din dan Al Rashid.

Brigade Al-Qassam Serahkan 2 Tawanan Israel ke ICRC di Rafah

Juru bicara PBB, Stephane Dujarric, mengatakan bahwa pekerja bantuan di lapangan terus berusaha membantu warga yang dalam perjalanan. Mereka menyediakan makanan, air bersih, serta perlengkapan kebersihan. Selain itu, UNICEF juga mendistribusikan gelang identifikasi bagi anak-anak agar mereka tidak terpisah dari keluarganya.

Lebih dari 423 Ribu Warga Palestina Pindah ke Gaza Utara

Photo :
  • Anadolu Ajansi
Kabar Baik, Sekolah di Jalur Gaza Akan Dimulai Besok

"Mereka yang berpindah juga termasuk anak-anak tanpa pendamping, wanita hamil, orang tua, penderita penyakit kronis, penyandang disabilitas, dan mereka yang membutuhkan perawatan medis berkelanjutan," ungkapnya, dilansir dari Anadolu Ajansi.

Dujarric juga menyoroti kondisi yang semakin memburuk di Tepi Barat. Pasukan Israel terus melakukan operasi di wilayah Jenin dan Tulkarm yang mengakibatkan hancurnya infrastruktur dan terganggunya layanan penting bagi warga sipil.

Raja Yordania Bertemu Delegasi AS, Tegaskan Lagi Tolak Usul Trump soal Pemindahan Warga Gaza

"Pasukan Israel melanjutkan operasi mereka di wilayah Jenin dan Tulkarm di Tepi Barat utara. Kami telah berulang kali menyatakan kekhawatiran atas penggunaan taktik mematikan seperti perang selama operasi ini," katanya.

Data dari Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) menyebutkan bahwa hampir 1.000 warga Palestina terpaksa mengungsi akibat situasi ini.

Pemerintah Israel berencana melarang Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mulai Kamis, 30 Januari 2025. Keputusan ini diambil setelah Israel menuduh beberapa pegawai UNRWA terlibat dalam serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, tuduhan yang dibantah oleh UNRWA.

Larangan ini dikhawatirkan akan semakin memperburuk krisis kemanusiaan, karena UNRWA selama ini menjadi penyedia utama layanan pendidikan, kesehatan, dan bantuan bagi pengungsi Palestina di Gaza, Tepi Barat, serta negara-negara lain seperti Lebanon, Yordania, dan Suriah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
img-logo
img-logo

Bantu kami untuk memperbaiki kualitas siaran TvOne dengan mengisi survey berikut