Hamas Bakal Bebaskan 4 Tentara Wanita Israel Hari Ini
- aljazeera.com
Gaza, VIVA – Hamas, melalui sayap militernya Brigade Al-Qassam, mengumumkan nama empat tentara wanita Israel yang akan dibebaskan pada hari ini, Sabtu 25 Januari 2025. Langkah ini sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan antara kelompok perlawanan Palestina itu dengan Israel.
Dalam pernyataan singkatnya, juru bicara Brigade Al-Qassam, Abu Obaida, menyebutkan bahwa keempat tentara tersebut adalah Karina Ariev, Danielle Gilboa, Naama Levy, dan Liri Albag. Pembebasan ini menjadi bagian penting dari proses kesepakatan yang telah dimulai sebelumnya antara kedua belah pihak.
Seperti dilansir Antara, pihak Israel, melalui kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, mengonfirmasi telah menerima daftar nama tawanan yang akan dibebaskan oleh Hamas. Namun, mereka menyatakan belum memberikan komentar resmi terkait daftar tersebut.
Kesepakatan ini merupakan bagian dari upaya yang lebih besar untuk mencapai gencatan senjata secara permanen. Pada hari pertama gencatan senjata yang diberlakukan pada 19 Januari 2025, Israel telah membebaskan 90 tahanan Palestina, sementara Hamas membebaskan tiga tahanan Israel.
Langkah ini muncul setelah perang yang telah berlangsung sejak 7 Oktober 2023, menimbulkan dampak besar terhadap wilayah Gaza. Dilaporkan bahwa hampir 47.300 warga Palestina, sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak, kehilangan nyawa. Selain itu, sekitar 111.500 lainnya terluka akibat konflik tersebut.
Gencatan senjata tahap pertama yang berlangsung selama enam pekan ini bertujuan untuk memberikan waktu bagi kedua pihak untuk membangun situasi yang lebih tenang. Kesepakatan ini terbagi menjadi tiga fase, yang meliputi pertukaran tahanan, penarikan pasukan Israel dari Gaza, dan upaya untuk mencapai perdamaian jangka panjang.
Kesepakatan ini memberikan harapan baru bagi kedua belah pihak untuk menempuh jalan dialog dibandingkan dengan kekerasan yang berkepanjangan. Namun, tantangan tetap ada untuk memastikan bahwa perdamaian dapat terwujud dan kehidupan masyarakat di wilayah konflik dapat dipulihkan.