80 Persen Wilayah Utara Gaza Hancur hingga Tak Dapat Dihuni karena Serangan Israel

Arsip - Warga melintas di antara bangunan yang hancur di permukiman Shujaiya, Gaza, Palestina, 11 Juli 2024.
Sumber :
  • ANTARA/Xinhua/Abdul Rahman Salama

Gaza, VIVA - Genosida dan pembersihan etnis yang dilakukan militer Israel telah meninggalkan 80 persen wilayah Gaza utara dalam kehancuran, kata seorang pejabat Palestina.

Diklaim Tewas oleh Israel, Komandan Hamas 'Hidup Lagi' dan Ikut Bebaskan Sandera

Wilayah seperti kamp pengungsi Jabalia, Beit Hanoun, dan Beit Lahia mengalami kerusakan hampir total, kata Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Gaza, Naji Sarhan, kepada Anadolu seperti dilaporkan pada Rabu.

“Kerusakannya sangat parah, berdampak pada rumah-rumah, jalan-jalan, dan infrastruktur yang membuat Gaza utara tidak dapat dihuni,” kata Sarhan.

Deretan Kelakuan Israel yang Langgar Gencatan Senjata dengan Hizbullah Lebanon

VIVA Militer: Pengungsi Gaza di depan puing masjid di Deir al-Balah

Photo :
  • aljazeera.com

Lebih dari 300.000 warga Palestina saat ini kehilangan tempat tinggal dan kembalinya pengungsi internal dari Gaza tengah dan selatan sesuai dengan kesepakatan gencatan senjata diperkirakan akan memperburuk krisis kemanusiaan, tambahnya.

Berbulan-Bulan Mengungsi, Warga Palestina Menangis Bahagia Lihat Rumahnya Masih Berdiri

Sarhan menekankan perlunya dukungan internasional yang mendesak, mencatat bahwa rekonstruksi Gaza utara akan membutuhkan upaya besar dan bantuan global.

Selama konferensi pers di Jabalia, Imad Badwan, Kepala Kota Beit Hanoun, menyatakan Gaza utara sebagai zona bencana. Ia merinci kerusakan jalan, jaringan air dan limbah, serta infrastruktur penting, termasuk rumah sakit, sekolah, dan fasilitas UNRWA yang berfungsi sebagai tempat penampungan.

“Serangan Israel menyebabkan kematian atau hilangnya lebih dari 5.000 orang dan melukai sekitar 13.000 lainnya dengan lebih dari 200.000 orang mengungsi,” kata Badwan.

VIVA Militer: Penduduk Gaza, Palestina, korban serangan militer Israel

Photo :
  • Akhbar al Aan

Dia juga menyerukan bantuan segera dari UNRWA, Program Pangan Dunia, dan Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) untuk memenuhi kebutuhan mendesak akan tempat berlindung, makanan, pakaian, dan fasilitas kamp bagi para pengungsi.

Kesepakatan gencatan senjata Gaza mulai berlaku pada Minggu, menangguhkan perang genosida Israel yang telah menewaskan setidaknya 47.000 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, serta melukai lebih dari 110.700 sejak 7 Oktober 2023.

Kesepakatan gencatan senjata tiga fase tersebut mencakup pertukaran tahanan dan ketenangan yang berkelanjutan dengan tujuan mencapai gencatan senjata permanen dan penarikan pasukan Israel dari Gaza.

Serangan Israel telah menyebabkan lebih dari 11.000 orang hilang dengan kehancuran yang meluas dan krisis kemanusiaan yang telah merenggut banyak nyawa, termasuk orang tua dan anak-anak, menjadikannya salah satu bencana kemanusiaan global terburuk yang pernah ada.

Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan pada November tahun lalu untuk Kepala Otoritas Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Kepala Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perang di wilayah tersebut. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya