Korut Minta Tentaranya Ledakkan Diri jika Tertangkap dalam Perang di Ukraina

VIVA Militer: Tentara Rakyat Korea Utara (KPA)
Sumber :
  • KCNA

Pyongyang, VIVA – Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un telah mengirim lebih dari 10.000 tentaranya untuk membantu Rusia melawan Ukraina.

Jadi Tumbal Perang Rusia, Puluhan Mayat Tentara Korut Tergeletak di Perbatasan

Bantuan ini sebagai imbalan atas bantuan teknis Rusia untuk program senjata dan satelit Pyongyang yang sangat disetujui.

Saat perang yang tidak kunjung usai tersebut, para prajurit, yang dilaporkan dari Korps Badai elit Korea Utara, telah diperintahkan untuk bunuh diri apabila mereka tertangkap basah oleh tentara Ukraina.

800 Ribu Ton Bahan Bakar Lenyap, Lusinan Pesawat Tempur Rusia Tak Bisa Terbang

VIVA Militer: Tentara Korea Utara (Korut) di Rusia

Photo :
  • Minisitry of Defence of the Russian Federation

"Khususnya, memo yang ditemukan pada prajurit yang tewas menunjukkan bahwa otoritas Korea Utara menekan mereka untuk bunuh diri atau meledakkan diri sebelum ditangkap," menurut klaim anggota parlemen Korsel, Lee Seong-kweun, dikutip dari Barrons, Senin 13 Januari 2025.

Rezim Assad Runtuh, Begini Cara Ukraina Perkuat Pengaruhnya di Timur Tengah

Ia menambahkan bahwa beberapa tentara telah yang ingin bergabung dengan Partai Pekerja yang berkuasa di Korea Utara diberikan imbalan, dengan harapan dapat memperbaiki nasib mereka dengan berperang.

Analisis NIS mengungkapkan bahwa tentara Korea Utara kurang memahami peperangan modern, dan dimanfaatkan oleh Rusia sehingga menyebabkan tingginya jumlah korban, menurut anggota parlemen tersebut.

Lee, yang berbicara mewakili komite intelijen Korea Selatan di parlemen mengatakan bahwa tahun depan presiden terpilih AS Donald Trump, yang sebelumnya telah mencoba merayu pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, mungkin akan mendorong dialog damai.

Rudal Korea Utara yang digunakan Rusia di Ukraina

Photo :
  • Al Jazeera

"Kim mungkin mempertimbangkan kemungkinan kunjungan ke Rusia pada paruh pertama tahun ini setelah bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada akhir tahun 2023."

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya