Menlu Beberkan Peran Strategis Indonesia di Dunia Internasional
- VIVA.co.id/Natania Longdong
Jakarta, VIVA – Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Sugiono menegaskan peran strategis Indonesia di panggung internasional.
"Diplomasi Indonesia akan berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila, dengan Asta Cita sebagai panduan strategis,” kata Menlu dalam Pernyataan Pers Tahunan Menlu, Jumat 10 Januari 2025.
Menurut Sugiono, hal ini diwujudkan melalui pendekatan visioner yang tidak hanya merespons tantangan tetapi juga turut berperan sebagai kekuatan positif dalam membentuk dinamika global secara proaktif.
Dia juga menyoroti dunia yang kini dihadapkan dengan polycrisis. Mulai dari konflik dan perang di berbagai belahan dunia, krisis iklim, pangan, energi, dan air, serta rivalitas antar kekuatan besar. Di tengah ancaman itu semua, solidaritas dan kerja sama global sayangnya semakin terkikis.
“Dunia tidak membutuhkan lebih banyak perpecahan atau politik kekuatan, yang dunia butuhkan adalah kepemimpinan kolaboratif yang membangun rasa saling percaya dan mempersatukan. Kepemimpinan yang berani menghadapi tantangan dengan cara-cara yang inovatif," ujarnya.
“Kita harus berani menapaki jalan yang belum dilalui, bicara dengan cara yang belum pernah disampaikan, dan membangun jembatan kolaborasi yang sebelumnya belum ada," tambah Menlu.
Untuk itu, Sugiono menegaskan bahwa di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, Indonesia terus mengukuhkan perannya sebagai pemimpin di panggung global, mitra terpercaya, sekaligus sebagai tetangga yang baik.
Sejarah panjang diplomasi Indonesia menunjukkan peran sebagai penggagas perubahan, mulai dari Konferensi Asia-Afrika 1955, pembentukan ASEAN pada 1967, konsepsi Negara Kepulauan yang diakui dunia dalam Konvensi Hukum Laut UNCLOS 1982 hingga ASEAN Outlook on the Indo-Pacific pada 2019.
Dalam setiap langkahnya, Indonesia konsisten menjadi bagian dari solusi dan menjembatani perbedaan. Namun, Menlu Sugiono mengingatkan bahwa jembatan yang dibangun harus dilalui bersama. Karena itu, langkah-langkah konkret telah dan akan terus diwujudkan melalui diplomasi aktif.