Tahun Baru yang Pilu Bagi Anak-anak Gaza, 75 Kematian Dalam Seminggu

Anak-anak terluka akibat serangan bom Israel di Gaza.
Sumber :
  • AP Photo/Hatem Moussa.

Gaza, VIVA – Setidaknya 74 anak dilaporkan tewas dalam kekerasan yang terus terjadi di Jalur Gaza, dalam kurun waktu tujuh hari pada tahun 2025.

PBB Sebut Israel Terus Batasi Upaya di Gaza, Warga Sipil Hadapi Kekerasan yang Mengerikan

Anak-anak dilaporkan tewas dalam beberapa peristiwa yang menelan korban massal, termasuk serangan pada malam hari di Kota Gaza, Khan Younis, dan Al Mawasi, yang sebelumnya ditetapkan sebagai 'zona aman' secara sepihak di selatan.

VIVA Militer: Warga sipil Gaza meratapi jenazah anaknya

Photo :
  • Reuters/Mohammed Salem
PBB Sebut "Peluang Besar" Sekaligus "Ancaman Serius" terhadap Kedaualatan dan Integritas Suriah

Melansir dari situs UNICEF, Kamis, 9 Januari 2025, mirisnya, serangan terbaru mengakibatkan lima anak, yang dilaporkan tewas di Al Mawasi.

“Bagi anak-anak Gaza, tahun baru telah membawa lebih banyak kematian dan penderitaan akibat serangan, kekurangan, dan meningkatnya (cuaca) dingin,” kata Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell.

AS Tolak Sebut Genosida Israel di Gaza meski Nyatakan Kejahatan Serupa di Sudan

"Gencatan senjata sudah lama tertunda. Terlalu banyak anak yang tewas atau kehilangan orang yang dicintai dalam awal tahun baru yang tragis," sambungnya.

Kurangnya tempat berlindung dasar yang berkelanjutan dan dikombinasikan dengan suhu musim dingin menimbulkan ancaman serius bagi anak-anak.

Dengan lebih dari 1 juta anak-anak yang tinggal di tenda-tenda darurat, dan dengan banyak keluarga yang mengungsi selama 15 bulan terakhir, anak-anak menghadapi risiko yang ekstrem.

Sejak 26 Desember, delapan bayi dan bayi baru lahir dilaporkan meninggal karena hipotermia, ini merupakan ancaman besar bagi anak-anak kecil yang tidak mampu mengatur suhu tubuh mereka.

Selain itu, situasi kemanusiaan di Gaza telah tak terkendali. Jumlah truk yang membawa bantuan, yang masuk ke Gaza masih sangat tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan paling dasar keluarga.

"Ketertiban sipil sebagian besar telah runtuh di dalam Gaza, dengan penjarahan barang-barang kemanusiaan," ungkap Russell.

Beberapa rumah sakit yang masih beroperasi kewalahan. Kerusakan infrastruktur sipil telah membuat keluarga kesulitan mengakses pasokan penting, termasuk makanan, air bersih, sanitasi, dan akses ke layanan kesehatan.

Salah satunya Rumah Sakit Kamal Adwan, yang sebelumnya merupakan satu-satunya fasilitas medis yang beroperasi, dan satu-satunya rumah sakit di Gaza utara dengan unit pediatrik, tidak lagi berfungsi setelah penggerebekan akhir bulan lalu. Hal ini semakin memperburuk kondisi perawatan medis yang sudah buruk di wilayah tersebut.

“UNICEF telah lama memperingatkan bahwa tempat berlindung yang tidak memadai, kurangnya akses ke gizi dan layanan kesehatan, situasi sanitasi yang buruk, dan sekarang cuaca musim dingin membahayakan nyawa semua anak di Gaza. Bayi baru lahir dan anak-anak dengan kondisi medis sangat rentan,” ucap Russell.

“Pihak-pihak yang berkonflik dan masyarakat internasional harus bertindak segera untuk mengakhiri kekerasan, meringankan penderitaan, dan memastikan bahwa semua sandera, terutama dua anak yang tersisa, dibebaskan. Keluarga membutuhkan akhir dari penderitaan dan patah hati yang tak terbayangkan ini.”

Ibu kehilangan anaknya dalam serangan Israel di Gaza

Photo :
  • The Guardian

UNICEF pun mengimbau semua pihak yang bertikai untuk mematuhi kewajiban mereka berdasarkan hukum humaniter internasional, termasuk dengan menghentikan serangan terhadap warga sipil, pekerja kemanusiaan, infrastruktur sipil, dan memenuhi kebutuhan dasar warga sipil.

Mereka yang berkonflik juga diwajibkan untuk memfasilitasi akses kemanusiaan yang cepat, aman, dan tanpa hambatan.

"UNICEF juga kembali menyerukan peningkatan segera lingkungan keamanan, termasuk keamanan truk pengiriman bantuan, agar pekerja bantuan dapat mencapai masyarakat yang ingin mereka layani dengan aman. Pengiriman bantuan dan perbekalan adalah masalah hidup atau mati bagi anak-anak di Gaza," pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya