Demonstrasi Pro-Palestina di Kanada Tuntut Israel Bebaskan Direktur RS Gaza yang Ditawan

VIVA Militer: Tentara Israel membawa anjing dalam serangan di Jalur Gaza
Sumber :
  • euromedmonitor.org

Hamilton, VIVA - Demonstrasi pro-Palestina digelar di Toronto, Kanada, pada Minggu, 5 Januari 2025, untuk menuntut pembebasan Dr Hussam Abu Safiya, Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza, yang ditahan pasukan Israel bulan lalu.

Lagi, Bayi Berusia 35 Hari Meninggal akibat Kedinginan di Gaza

Aksi yang berlangsung di Queen's Park di luar Gedung Legislatif Ontario tersebut juga memprotes agresi Israel di wilayah kantong Palestina itu.

Para demonstran membawa spanduk bertuliskan “Kesehatan bagi Gaza, hentikan genosida” dan “Perawatan kesehatan bukanlah kejahatan.”

Israeli Attacks Leave Indonesian Hospital in Gaza in Ruins

Rumah Sakit, Kamal Adwan, di Gaza, Palestina.

Photo :
  • Istimewa.

Mereka juga menyerukan embargo senjata dan pemutusan hubungan diplomatik dengan Israel.

Hamas Rilis Daftar 34 Sandera untuk Ditukar dengan Gencatan Senjata

Pelapor Khusus PBB untuk Palestina, Francesca Albanese, turut hadir dalam aksi itu melalui panggilan video. Menurut dia, penolakan Abu Safiya untuk mengosongkan RS Kamal Adwan telah menjadikannya simbol perlawanan terhadap Israel.

“Kita tidak tahu persis di mana dia berada, bagaimana kondisinya, atau seperti apa kesehatannya," kata Albanese.

"Namun, kita punya alasan kuat untuk percaya bahwa, seperti para dokter dan warga Palestina lain yang telah diculik dan ditahan oleh Israel di Gaza, kemungkinan dia mengalami perlakuan buruk, karena inilah yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina.”

Pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan pada Jumat, 4 Oktober 2024, bahwa lebih dari 6 persen dari seluruh populasi Gaza tewas atau terluka seiring dengan hampir setahun kampanye brutal militer Israel di wilayah Palestina tersebut.

Photo :
  • ANTARA/Anadolu

Albanese juga meminta para tenaga kesehatan di dunia untuk bertindak menentang kekerasan dan perlakuan buruk yang dialami warga Palestina di Gaza.

Abu Safiya bersama sejumlah orang lainnya ditahan pasukan Israel dalam penggerebekan di RS itu pada 27 Desember.

Pada akhir Desember, Amnesti Internasional mendesak otoritas Israel untuk membebaskannya, seraya menyatakan keprihatinan yang "sangat besar" terhadap kondisinya.

Meski Dewan Keamanan PBB telah mengeluarkan resolusi yang menyerukan gencatan senjata segera, Israel terus melancarkan perang genosida di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 45.800 orang, mayoritas adalah perempuan dan anak-anak.

Agresi militer Israel itu terjadi sejak kelompok perlawanan Palestina Hamas melakukan serangan lintas batas pada 7 Oktober 2023.

Pada November, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi pemimpin Israel Benjamin Netanyahu dan mantan menteri pertahanannya, Yoav Gallant, atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas serangan brutal yang dilakukannya di wilayah Palestina itu. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya