Penyidik Korsel Minta Perpanjangan Surat Perintah Penangkapan Presiden Yoon
- AP Photo/Manu Fernandez)
Seoul, VIVA – Penyidik Korea Selatan telah meminta perpanjangan surat perintah penangkapan Presiden Yoon Suk Yeol, yang seharusnya akan berakhir pada hari Senin, 6 Januari 2025. Presiden Yoon Suk Yeol juga dengan tegas menolak diinterogasi tiga kali sebelum upaya penangkapannya gagal.
Penyidik dari Kantor Investigasi Korupsi (CIO) mengatakan pada hari Senin bahwa mereka akan meminta perpanjangan surat perintah yang akan berakhir pada akhir hari.
"Masa berlaku surat perintah itu berakhir hari ini. Kami berencana untuk meminta perpanjangan dari pengadilan hari ini," kata Lee Jae-seung, wakil direktur CIO, dikutip dari The Japan Times, Senin 6 Januari 2025.
Ia menambahkan bahwa mereka telah meminta bantuan polisi untuk menahan Yoon karena kesulitan yang dihadapi penyidik, dan akan berkonsultasi dengan mereka mengenai waktu perpanjangan surat perintah. Namun, Polisi belum menerima permintaan tersebut.
Minggu lalu, kebuntuan yang menegangkan terjadi selama berjam-jam dengan ratusan pasukan keamanan Presiden memaksa penyidik untuk berbalik arah karena kekhawatiran keamanan.
Yoon diketahui terancam hukuman penjara atau, paling buruk, hukuman mati jika ditangkap setelah menangguhkan pemerintahan sipil untuk sementara waktu dan menjerumuskan Korea Selatan ke dalam krisis politik terburuk dalam beberapa dekade, tetapi dia dan para pendukungnya tetap bersikap menantang.
"Dinas Keamanan Presiden akan melindungi presiden, dan kami akan melindungi Dinas Keamanan Presiden hingga tengah malam," kata Kim Soo-yong, salah satu penyelenggara protes.
"Jika mereka mendapat surat perintah lagi, kami akan datang lagi."
Di bawah kabut fajar, puluhan anggota parlemen Yoon dari Partai Kekuatan Rakyat muncul di depan kediaman presidennya.
Polisi juga bergerak untuk memblokir jalan guna mengantisipasi protes hari berikutnya, karena puluhan pendukung dan penentang Yoon dari hari sebelumnya menerjang suhu di bawah nol derajat setelah berkemah semalaman.
"Saya sudah berada di sini lebih lama dari CIO sekarang. Tidak masuk akal mengapa mereka tidak bisa melakukannya. Mereka harus segera menangkapnya," kata penyelenggara protes anti-Yoon, Kim Ah-young, berusia 30-an.
Surat perintah awal dikeluarkan dengan alasan bahwa Yoon menolak untuk muncul guna diinterogasi terkait dekrit darurat militernya.
Pengacaranya juga telah berulang kali mengatakan surat perintah itu melanggar hukum dan ilegal, serta berjanji untuk mengambil tindakan hukum lebih lanjut terhadapnya.
Kepala Dinas Keamanan Presiden Yoon juga mengatakan pada hari Minggu bahwa ia tidak akan mengizinkan penyidik untuk menangkap presiden.