Presiden Korsel yang Dimakzulkan Sebut Ada Kekuatan Internal-Eksternal Ancam Kedaulatan Negara

Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol pada Kamis, 12 Desember 2024, menyatakan bahwa ia tidak memahami alasan di balik tuduhan makar yang dialamatkan kepadanya setelah memberlakukan darurat militer di Korea Selatan.
Sumber :
  • ANTARA/Anadolu

Istanbul, VIVA - Presiden Korea Selatan yang dimakzulkan, Yoon Suk Yeol, pada Rabu, 1 Januari 2025, menyatakan bahwa dirinya akan "berjuang sampai akhir untuk melindungi negara" dalam pesan yang disampaikan kepada para pendukungnya yang berkumpul di depan kediaman presiden di Seoul.

Polisi Geledah Bandara Muan Terkait Kecelakaan Jeju Air

“Karena adanya kekuatan internal dan eksternal yang mengancam kedaulatan serta aktivitas kelompok anti-negara, Korea Selatan saat ini berada dalam bahaya,” ujar Yoon seperti dikutip oleh kantor berita Yonhap di Seoul.

“Bersama kalian, saya akan berjuang sampai akhir untuk melindungi negara ini,” tegasnya.

NewJeans Dikecam Usai Abaikan ADOR dalam Pidato Penerimaan AAA 2024

tentara korea selatan di perbatasan

Photo :

Media melaporkan bahwa pesan tersebut dikirim melalui perantara dalam bentuk tulisan di atas kertas A4 dan ditandatangani langsung oleh Yoon.

5 Korban Tewas Kecelakaan Jeju Air Belum Teridentifikasi, Ada Inkonsistensi pada DNA

Dalam pesannya, Yoon berterima kasih kepada para pendukungnya dan menyebut bahwa dirinya telah mengikuti "upaya" mereka melalui siaran langsung di YouTube.

“Demokrasi bebas, di mana setiap warga negara adalah pemiliknya, bukan negara atau partai, pasti akan menang,” tambahnya.

Pada Selasa, 31 Desember 2024, Pengadilan Distrik Barat Seoul mengeluarkan surat perintah penangkapan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Yoon, yang dimakzulkan pada 14 Desember karena upaya singkatnya memberlakukan darurat militer. Surat perintah tersebut berlaku hingga Senin.

VIVA Militer: Tentara Korea Selatan di Zona Demiliterisasi Korea (DMZ)

Photo :
  • eastasiaforum.org

Yoon menolak setidaknya empat panggilan dari penyidik untuk hadir dalam pemeriksaan terkait tuduhan pemberontakan dan pengkhianatan.

Surat perintah penangkapan dikeluarkan atas permintaan Kantor Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi (CIO) atas tuduhan merancang deklarasi darurat militer pada 3 Desember, mengatur pemberontakan, dan menyalahgunakan kekuasaan, menurut laporan kantor berita itu.

Yoon menjadi presiden pertama dalam sejarah Korea Selatan yang menghadapi tuduhan pemberontakan dan pengkhianatan, serta larangan perjalanan, setelah langkahnya yang mengejutkan bangsa pada malam 3 Desember. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya