Sebanyak 68 Ribu Penerbangan Jeju Air Dibatalkan Setelah Kecelakaan Maut Tewaskan 179 Orang
- ANTARA/HO-BP Batam
Korea Selatan, VIVA – Kecelakaan pesawat yang melibatkan Jeju Air pada akhir pekan lalu telah menyebabkan gangguan besar pada jadwal penerbangan maskapai ini. Penerbangan Jeju Air nomor 2216, yang jatuh di Muan, Korea Selatan, menewaskan 179 orang dari 181 penumpang dan awak pesawat.Â
Peristiwa tragis ini terjadi pada 30 Desember 2024 saat pesawat yang mengangkut penumpang dari Thailand menuju Korea Selatan terkena tabrakan dengan burung, mengeluarkan sinyal darurat, dan akhirnya mendarat darurat sebelum menabrak penghalang yang menyebabkan kebakaran fatal.Â
Setelah kecelakaan tersebut, Jeju Air melaporkan bahwa mereka telah membatalkan sekitar 68.000 penerbangan antara tengah malam Minggu hingga pukul 1:00 siang Senin (waktu setempat), seperti dilansir dari Business Standard.
Pembatalan ini mencakup penerbangan domestik dan internasional, dengan 33.000 penerbangan domestik dan 34.000 penerbangan internasional yang terpengaruh. Hal ini menyebabkan gangguan besar bagi banyak penumpang yang sudah memesan tiket untuk perjalanan mereka.
Namun, meski terjadi pembatalan dalam jumlah besar, pihak Jeju Air menyatakan bahwa mereka masih menerima pemesanan baru. Song Kyung-hoon, kepala dukungan manajemen Jeju Air, menjelaskan bahwa meskipun jumlah pembatalan lebih tinggi dari biasanya, mereka masih menerima banyak pemesanan baru.
Kekhawatiran terkait keselamatan menyebabkan banyak penumpang menghubungi agen perjalanan untuk membatalkan tiket mereka. Beberapa bahkan menanyakan apakah pesawat yang mereka tumpangi menggunakan model Boeing 737-800 yang sama dengan pesawat yang terlibat dalam kecelakaan tersebut.
Insiden lain yang menambah ketegangan terjadi pada penerbangan Jeju Air dari Seoul pada hari Senin. Pesawat Boeing 737-800 lainnya terpaksa kembali ke bandara setelah mengalami masalah dengan roda pendaratan. Kejadian ini membuat 21 penumpang memilih untuk tidak melanjutkan perjalanan dengan penerbangan pengganti karena khawatir dengan keselamatan.
Sebagai dampaknya, saham Jeju Air mengalami penurunan hingga 15 persen pada hari Senin, dan saham perusahaan induk AK Holdings Inc. juga turun lebih dari 12 persen. Beberapa agen perjalanan domestik turut merasakan dampak, dengan saham mereka terjun lebih dari 5 persen. Kejadian ini mengguncang industri penerbangan dan menyebabkan ketidakpastian bagi banyak orang yang merencanakan perjalanan melalui Jeju Air.